Jakarta, CNN Indonesia -- Kondisi kemacetan jalan di Jakarta yang semakin menggila memicu pertanyaan dalam benak banyak orang. Pertanyaan kondisi yang mungkin terjadi apabila kendaraan pribadi menghilang dari jalanan dan seluruhnya digantikan oleh layanan ridesharing.
Sebuah penelitian dari lembaga riset AlphaBeta berupaya menjawab pertanyaan tersebut. Studi yang dilakukan menemukan biaya sekitar Rp138 triliun bisa dihemat pada 2020 apabila situasi itu terjadi. Keadaan itu juga bisa menekan angka perjalanan mobil pribadi menjadi 71 juta perjalanan.
Menurut studi AlphaBeta, efisiensi ekonomi di atas dapat tercapai dengan mengombinasikan penggunaan layanan ridesharing dengan moda transportasi utama. Temuan mereka menunjukkan dampak lain kombinasi moda angkut itu juga berdampak ke banyak hal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain penghematan biaya dan jumlah perjalanan, keadaan tersebut juga berdampak pada bidang kesejahteraan dan lingkungan hidup. Dengan membandingkan perjalanan memakai mobil pribadi, kombinasi transportasi publik dan layanan ridesharing berpotensi mengurangi biaya mobilitas hingga 65 persen.
Terkait penggunaan layanan perbankan, studi itu memperkirakan ada 400 ribu orang baru yang mencicipi layanan keuangan di tahun 2020 berkat kehadiran ridesharing di Indonesia.
Sementara dari sudut lingkungan hidup, mereka memprediksi polusi udara perkotaan bisa berkurang 8 persen. Berkat nihilnya kendaraan pribadi pula, emisi karbon kendaraan bisa ditekan hingga 159 ribu metrik ton.
Perlu diingat, studi yang dibiayai oleh Uber tersebut mensyaratkan keadaan tanpa kendaraan pribadi. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa keadaan itu mustahil.
Namun melalui studi itu Uber berusaha menunjukkan bahwa kombinasi antara transportasi publik dengan ridesharing di perkotaan bisa membawa dampak lebih kuat, ketimbang sekadar mengandalkan kendaraan pribadi atau transportasi publik saja.
Sebagai komparasi, dengan pilihan multimoda ada kenaikan 11 persen dalam perjalanan yang memakai kendaraan umum dibanding sebelumnya. Meskipun di saat bersamaan ada 5 persen perjalanan yang tak lagi melibatkan angkutan umum.
"Ada 5 persen pengguna transportasi umum yang berhenti memakai opsi itu," ujar Fraser Thompson yang memimpin studi sekaligus direktur AlphaBeta disela pemaparannya di Jakarta, Rabu (31/5).
Penelitian yang dipimpin Fraser ini melibatkan 1.000 pengguna layanan Uber dan 4.000 mitra pengemudi Uber. Riset dilakukan di 33 kota besar Indonesia dari Aceh hingga Kendari.
Fraser dan timnya menghitung rute perjalanan umum, rata-rata perjalanan, dan biaya, serta membandingkan keadaan transportasi saat ini dengan keadaan tanpa mobil pribadi.