ANALISIS

Mobil Listrik Made In Indonesia, Lelucon yang Harus Dijaga

Hafizd Mukti | CNN Indonesia
Selasa, 18 Jul 2017 17:10 WIB
Luhut Binsar Panjaitan meminta agar Indonesia ikut andil dalam perkembangan mobil listrik yang tengah dikembangkan di berbagai belahan dunia. Serius?
Negara-negara maju telah mengembangkan bahkan siap secara infrastruktur untuk memulai era mobil listrik. (REUTERS/Thomas Peter)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan meminta agar Indonesia ikut andil dalam perkembangan mobil listrik yang kini tengah terus dikembangkan di seluruh dunia. Bahkan tidak hanya ikut andil, ia meminta Indonesia mampu membuat mobil listrik dalam negeri.

Sebuah pernyataan sangat maju dikeluarkan seorang Luhut dari generasi baby boom yang lahir antara 1946-1964, di mana diperkirakan hanya tersisa kurang dari 16 persen populasi dunia. Sedangkan mereka para taipan teknologi di berbagai bidang yang saat ini menguasai dunia berasal dari generasi X dan Y dengan estimasi 42 persen populasi yang ada. Tapi semua itu sebenarnya mungkin, karena Luhut adalah seorang pemangku kebijakan yang memiliki posisi paling penting dalam pengembangan teknologi selain para techie.

Bukan tidak mungkin Indonesia bisa menjadi produsen mobil listrik setidaknya untuk pasar lokal dalam negeri. Seakan menjadi lelucon jika saya melihat kondisi saat ini. Apakah Luhut serius dengan perkatannya? Apakah pernyataan itu selaras dengan tindakan yang mesti dilakukan?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Elon Musk menjadi motor penggerak mobil listrik dengan kehadiran Tesla dan mulai memancing produsen otomotif lain bergerak mengejarnya. Dalam hal ini, pergerakan berjalan sama besar, antara industri juga pemerintah.


Sebut China, yang menargetkan populasi mobil listrik 8 persen dari total kendaraan yang ada di 2020. Bahkan negeri tirai bambu itu mewajibkan atau lebih tepatnya memaksa pabrikan untuk menjual 8 persen mobil listrik mulai 2018 dengan denda yang harus dibayarkan kepada pabrikan pesaing jika target tersebut tidak tercapai.

Mungkin berat bagi pihak industri, namun itulah gunanya pemerintah, memaksa (hal yang baik) lewat kebijakan.

Norwegia semakin dekat menjadi salah satu negara dengan full electric vehicle, belum lagi Amerika Serikat dan negara Eropa lain, termasuk Jepang dan beberapa negara tetangga, seperti Malaysia dan Thailand.

Ambil sampel dengan negeri tetangga. Mercedes-Benz C 350 E adalah kendaraan plug-in Hybrid Electric Vehicle dan telah beredar di Malaysia dan Thailand. Pemerintah Malaysia misalnya memberikan kompensasi pajak 0 persen bagi mereka yang membeli mobil hibrida ini, sehingga mobil mewah ini bisa di tebus hanya dengan Rp900 juta saja. Bandingkan dengan di Indonesia, kebijakan seperti itu masih terlalu jauh diaplikasikan, yang membuat Mercy serupa ada di harga nyaris Rp1,5 miliar. Lantaran kebijakan pajak mobil hibrida yang dianggap memiliki dua mesin.


Membuat mobil listrik bukan sekedar membangun pabrik dan membuatnya, karena jika hanya membuat, semua negara bisa membuatnya. Ini soal kemauan, soal kebijakan pemanggku kekuasaan. Aturan pula yang membenturkan cita-cita mobil listrik made in Indonesia jadi kenyataan.

Ah, terlalu jauh bicara mobil listrik. Bagaimana nasib Timor? lalu Esemka? dan terakhir mobil listrik yang digagas Dahlan Iskan, hilang layaknya bau kentut.

Keseriusan Thailand menggarap mobil listrik, jadi pukulan telak bagi Indonesia khususnya terkait pengembangan inovasi dan teknologi. Untuk mendekati industri otomotif layaknya negeri tetangga, tampaknya masih jauh panggang dari api.

Jangankan soal mobil listrik, Indonesia masih berkutat untuk meningkatkan standar kualitas bahan bakar menuju Euro 4. Di Asia Tenggara, Indonesia bersanding bersama Laos yang masih menggunakan Euro 2. Sedangkan negara lain, sudah berada di level Euro 5 dan Euro 6.


untuk membayangkannya pun, pihak industri tidak bisa menerkanya, selama tidak ada aturan yang melandasinya. Pihak industri, katanya, sudah siap jika payung hukum diberlakukan, namun, tak ada satupun dari pemerintah untuk berpikir ke sana.

Lalu dengan santai seorang Luhut bisa mengatakan "Indonesia harus bisa membuat mobil listrik." Entah serius atau tidak, namun jika melihat perkataan dengan kenyataan, mungkin Luhut hanya tengah memberikan motivasi, agar tetap mengobarkan semangat inovasi.

"Merek-merek di Indonesia itu kan bukan merek mobil kecil. Ada dari Jepang, Amerika, Eropa. Mereka kan punya mobil-mobil listrik yang telah teruji dan sudah dipasarkan. Kami pihak industri tinggal menunggu, dan pasti siap jika pemerintah memang mau," itu kata Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi saat berbincang dengan CNNIndonesia.com akhir Maret 2017 lalu.

Apa yang terjadi di Indonesia soal mobil listrik bukan soal bisa atau tidak, melainkan mau atau tidak? Apa yang tidak bisa dilakukan di dunia ini? Terlebih soal ilmu pengetahuan dan teknologi praktis.

Mobil Listrik Made In Indonesia, Lelucon yang Harus DijagaFaraday Future diklam jadi mobil listrik paling cepat saat ini. (REUTERS/Steve Marcus)

Tidak ada yang postulat untuk rekayasa ilmu pengetahuan dan teknologi masa kini, karena teknologi terapan adalah bentuk dari semua proses percobaan, gagal dan kembali mencoba. Mahal? tentu saja mahal, jika menginginkan Indonesia berada di jajaran depan negara produsen mobil listrik -- bahkan terlalu ragu untuk mengatakan Indonesia bisa memproduksi layaknya Tesla. Meskipun telah lahir motor listrik karya anak bangsa, Gesits. Sejauh mana Gesits bisa bertahan jika tanpa adanya dukungan? Kita tunggu saja.

Mengutip George Carlin (1937-2008), seorang stand-up comedian, mengatakan "Electricity is really just organized lightning"

Listrik dianggap biasa saja, padahal itu adalah petir yang dijinakan dan akan membuatmu panik saat mengetahui seseorang 'menguasainya' dan 'memeliharanya'. Dalam hal ini tentu berbentuk mobil listrik. Inilah yang terjadi dengan Indonesia, "panik".

Keinginan mobil listrik made in Indonesia pantas jika dianggap lelucon. Namun, lelucon yang harus tetap dijaga.
Mobil Listrik Made In Indonesia, Lelucon yang Harus DijagaMercedes-Benz jadi pabrikan yang palin serius mengembangkan mobil listrik. (CNN)
(pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER