Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah ingin menemui sejumlah perusahaan internet (
over the top/OTT) untuk membicarakan konten negatif. Beberapa diantaranya adalah Facebook dan Twitter, serta OTT lain yang banyak digunakan di Indonesia.
"Saya tadi rapat pagi dijadwalkan bertemu dengan mereka (OTT)," ucap Rudiantara di Jakarta, Rabu (19/7).
Pertemuan ini dilakukan guna menghindari kejadian pada Telegram. Sebab, saat pemblokiran Telegram kemarin, pemerintah terpaksa melakukan blokir sepihak lantaran pihak Telegram tak memberi respon saat pemerintah menghubungi via surel. Selain Telegram, OTT lain sudah berkomunikasi dengan Kemenkominfo terkait penanganan konten negatif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rudiantara menuturkan dirinya ingin bertemu bos-bos perusahaan OTT. Keinginannya itu didasari agar bisa mencapai kata sepakat dalam waktu cepat.
"Saya katakan saya maunya ketemu dengan yang pengambil keputusannya. Saya
ngga mau ketemu dengan yang receh-receh," imbunya.
Siapkan aturan
Di sisi lain, pemerintah juga sedang menyiapkan Peraturan Menteri terkait operasional OTT di Indonesia. Permen tersebut diperlukan untuk memaksa OTT hadir di dalam negeri.
Kendati demikian, Rudiantara masih menunggu institusi lain untuk merumuskan peraturan tersebut. Ia tak ingin Permen OTT yang dihasilkan bersifat prematur sehingga tak bisa memaksa para OTT mematuhi keinginan pemerintah.