Investor Ingin Depak Kalanick dari Jajaran Direksi Uber

CNN Indonesia
Jumat, 11 Agu 2017 15:28 WIB
Salah satu investor utama Uber ingin mendepak mantan CEO, Travis Kalanick dari jabatannya sebagai salah satu dewan direksi perusahaan.
Setelah didepak dari jabatan sebagai CEO, Travis Kalanick dikabarkan akan ditendang dari jabatannya sebagai dewan direksi perusahaan. (Foto: REUTERS/Robert Galbraith)
Jakarta, CNN Indonesia -- Masalah di manajemen Uber memasuki babak yang kian pelik. Setelah dipaksa hengkang dari posisinya sebagai CEO, Travis Kalanik kembali didesak untuk angkat kaki dari jajaran direksi perusahaan yang dibangunnya sendiri.

Benchmark Capital, salah satu pemilik saham terbesar Uber, menuntut Kalanick di Pengadilan Delaware Chancery pada Kamis (10/8) atas lima hal. Secara garis besar tuntutan menyebutkan bahwa Kalanick dinilai tidak menghormati syarat pengunduran dirinya dan telah berusaha menutupi informasi kecurangan dari para pemangku perusahaan.

Kecurangan pertama, Kalanick disebut telah berjanji pada para investor termasuk Benchmark saat dia mengundurkan diri untuk menyerahkan penunjukkan tiga kursi direksi yang dia buat pada 2016 . Kekuasaan ini dimiliki secara langsung dan tidak langsung dari kepimilikannya yang memiliki 10 persen saham di Uber ketika meninggalkan perusahaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenyataannya, Kalanick justru menyimpan satu dari tiga kursi tersebut untuk dirinya sendiri setelah mengundurkan diri sebagai CEO pada Juni lalu. Dua kursi lainnya hingga kini juga tidak dikembalikan kontrol penunjukkannya ke tangan investor.

"Kalanick melakukan kecurangan dengan menyimpan kendali atas tiga kursi yang baru dibuat di dewan direksi Uber, ia juga melakukan kesalahan lain dengan menyembunyikan informasi material yang bisa menyebabkan Benchmark menolak melakukan penunjukkan untuk mengisi tiga kursi yang kosong," demikian isi tuntutan.

Selain itu, gugatan itu menambahkan bahwa posisi Kalanick di dewan direksi Uber dianggap tidak pantas dan tidak adil. Pengaruh Kalanick seharusnya tidak berlaku lagi, karena dia telah menyembunyikan fakta dan isu penting dari investor.

Kalanick dituding telah menyembunyikan isu mengenai Otto yang disebut mencuri teknologi dan data dari sistem peranti keras mobil otonom, Google Waymo dari para investor. Otto sendiri diakuisisi Uber pada Agustus 2016.

Kalanick juga tidak terbuka mengenai kasus pemerkosaan yang terjadi di India sehingga mencemarkan nama perusahaan. Dia juga tidak memberitahu Benchmark mengenai masalah budaya perusahaan yang memungkinkan adanya pelecehan seksual dalam kantor.

"Kalanick mengetahui adanya program Greyball pada saat mengamandemen Certificate of Incorporation dan Prior Voting Agreement, namun Kalanick tidak mengungkapkan hal ini kepada dewan direksi atau pemilik saham saat itu," demikian poin terakhir yang dituntutkan Benchmark seperti dikutip dari Recode.

Software Greyball sendiri memungkinkan Uber untuk mengidentifikasi dan menghindari pejabat pemerintah yang berusaha menekan perusahaan di wilayah di mana layanannya belum disetujui, seperti salah satunya Oregon.

Tanggapan Kalanick

Melalui juru bicaranya, Kalanick menampik seluruh tuduhan yang ditudingkan padanya. Dia menyebut tuduhan tersebut tidak mendasar dan balik menuduh Benchmark hanya ingin membungkam dirinya di jajaran manajemen.

"Tuntutan itu benar-benar tanpa bukti dan penuh dengan kebohongan dan tuduhan palsu. Ini kemudian menunjukkan bukti bahwa Benchmark bertindak demi kepentingan terbaiknya yang bertentangan dengan kepentingan Uber, karyawan dan pemegang saham lainnya," buka sang juru bicara seperti dilaporkan NYTimes.

"Tuntutan Benchmark adalah usaha transparan untuk mencabut hak Travis Kalanick sebagai pendiri dan pemegang saham. Disamping anggapan untuk membungkam suara Kalanick untuk mengelola perusahaannya. Ia akan terus bertindak untuk kepentingan Uber dan semua pemangku kepentingannya dan yakin bahwa klaim itu sama sekali tidak berdasar dan ini akan ditolak," sambungnya.

Kalanick baru mengetahui tuntutan ini pada Kamis (10/8), bersamaan ketika media mempublikasikan tuntutan. Investor lainnya juga tidak tahu menahu mengenai tuntutan ini, namun mereka telah sepakat bertemu untuk membahas langkah yang diambil perusahaan dalam pencarian CEO baru di tengah kondisi yang semakin rumit ini.

Sementara itu, Kalanick memang secara gamblang menyatakan ingin kembali menempati posisi sebagai CEO. Dia telah menyebut dirinya akan mengikuti jejak pendiri Apple, Steve Jobs, yang pernah didepak dan kembali ke posisinya sebagai pimpinan Apple.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER