Jakarta, CNN Indonesia -- Uber akhirnya mensahkan sosok CEO baru pengganti Travis Kalanick. Sosok mantan CEO Expedia, Dara Khosrowshasi akhirnya disahkan sebagai CEO Uber.
Terpilihnya Khosrowshasi otomatis menggeser nama beberapa kandidat ternama seperti CEO General Electric Jeff Immelt dan Kepala Eksekutif Hewlett-Packard Enterprises Meg Whitman.
Khosrowshasi dianggap sebagai sosok yang tepat mengisi kekosongan kursi kepemimpinan dan memperbaiki citra Uber yang sempat memburuk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dara adalah orang terbaik untuk memimpin Uber ke masa depan membangun produk kelas dunia, mengubah kota, dan memberi nilai tambah," kata Uber, dilansir dari
Bloomberg.
Lantas siapa sebenarnya Dara Khosrowshasi?
Khosrowshahi merupakan imigran Iran yang pindah ke Amerika untuk mengungsi dari revolusi Iran pada 1978. Ia lahir dan dibesarkan dari latar belakang keluarga yang memiliki kecukupan ekonomi hingga memiliki kesempatan mengenyam pendidikan tinggi.
Ketertarikannya di bidang bisnis terlihat sejak ia masih duduk di bangku kuliah. Ia sempat berkarir di bidang finansial tak lama setelah lulus kuliah.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Brown University, pria berusia 48 tahun ini bekerja di Allen & Co hingga tahun ’90-an dan sempat menjabat sebagai
vice president.
Pada 2001 lalu, Khosrowshahi dan Barry Diller sepakat membeli Expedia sebesar 1,3 miliar dolar Amerika. Diller dipilih sebagai chairman dan Khosrowshahi menjadi pucuk pimpinan. Keduanya kemudian fokus membesarkan Expedia sejak 2005.
Selain fokus membesarkan Expedia, ia juga memiliki pengalaman mengoperasikan lebih dari 150 situs transaksi perjalanan di lebih dari 70 negara di seluruh dunia. Selain sukses dengan Expedia, ia juga memiliki portofolio di bidang bisnis digital termasuk
Hotel.com, Hotwire, Egencia, Venere, Trivago, dan
eLong.Peran Khosrowshahi sebagai CEO sukses mengantarkan Expedia sebagai salah satu perusahaan pemesanan tiket dan perjalanan ternama.
Selama 12 tahun memimpin Expedia, Khosrowshasi mampu membuat pendapatan perusahaan tumbuh dari 2,1 miliar dolar Amerika pada 2005 menjadi 7 miliar dolar Amerika pada 2016.
Kesukesannya di ranah bisnis digital mengantarkannya sebagai sosok kuda hitam dan menerima penghargaan
Entrepreneur of The Year 2013 dalam
Pacific Norwest Award dari Ernst & Young.