Bekraf Ungkap Alasan Startup Indonesia Belum 'Eksis'

CNN Indonesia
Rabu, 27 Sep 2017 12:32 WIB
Salah satu alasannya, menurut Bekraf lantaran solusi yang diberikan startup tidak 'tokcer' dan tidak memberikan dampak signifikan.
Ilustrasi pekerja usaha rintisan. Bekraf mengungkap sejumlah alasan startup Indonesia tak meroket. (dok. CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Fadjar Hutomo dari Deputi Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF) mengakui bahwa ekosistem startup di Tanah Air belumlah terbangun. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi startup Indonesia.

"Memang kalau menurut saya ekosistem startup di Indonesia belum eksis, justru itu yang kita mau bangun dari hulu ke hilir," ujarnya saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Selasa (26/9).

Lebih lanjut, Fadjar menyebutkan beberapa faktor yang menyebabkan sebuah usaha rintisan tak mampu bertahan. Beberapa diantaranya lantaran kurangnya pengetahuan engineer muda mengenai masalah yang dihadapi, kurangnya fasilitas, serta minimnya mentor. Kekurangan inilah yang membuat solusi yang diberikan startup tidak 'tokcer' dan tidak memberikan dampak signifikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Fadjar juga menjelaskan ada beberapa tantangan yang saat ini dihadapi startup Indonesia. Industri digital Indonesia membutuhkan talenta yang memahami permasalahan industri, sistem insentif untuk angel investor, dan akses pembiayaan bank untuk startup.

Kurang paham masalah

Fadjar mengakui bahwa generasi muda Indonesia kurang terpapar problem yang perlu diatasi. Padahal, generasi muda yang melek teknologi itu adalah aset yang berharga untuk Indonesia.

"Sayang gitu, bisa jadi karena mereka tidak dapat akses untuk memahami problem di industri itu apa. Selain consumer problem, community problem, mereka harus punya akses ke industrial problem," imbuhnya.


Fadjar juga menyayangkan startup bahkan yang dibina oleh badan pemerintah juga tidak mampu menjembatani kebutuhan di industri. Oleh karena itu, dia mengharapkan perusahaan-perusahaan atau industri mau mengekspos problemnya agar bisa dicarikan solusinya melalui teknologi.

Insentif untuk investor malaikat

BEKRAF memahami seharusnya pemerintah memberikan apresiasi dan kemudahan untuk investor startup. Dengan tingginya risiko menyuntikkan dana, selayaknya para angel investor startup mendapat perlakuan berbeda.

"Kenapa mereka disebut angel kan karena mereka membantu startup yang risiko matinya sangat tinggi. Mereka ibaratnya seperti malaikat penolong gitu, karena di antara 10 startup hanya 1 yang akan berhasil," lanjutnya.

Saat ini, Bekraf dan Kemenkeu tengah menggodok sistem insentif ini. Sayangnya, belum ada target kapan regulasi mengenainya akan dirilis.

Akses permodalan

Umumnya, sebuah startup dimulai dengan menggunakan modal pendirinya, kemudian mereka mencari angel investor. Setelah itu, startup yang beruntung bisa mendapatkan modal dari venture capital.

Masalahnya, Fadjar menyebutkan, sumber pendanaan untuk membantu pembiayaan industri ekonomi kreatif biasanya datang dari dana perbankan, karena 90 persen lebih dana masyarakat tersimpan di sana. Perbankan tak bisa memberikan modal pada bisnis yang berisiko terlalu tinggi seperti startup.


Untuk itu, Bekraf mendorong pemikiran masyarakat untuk menjadi investing society dari saving society. Crowdfunding pun bisa membantu Pemerintah untuk hadir menopang startup.

"Apa yang dibutuhkan untuk permodalan startup adalah equity financing, cold money (investasi jangka panjang). Makanya, yang harus dilakukan adalah ya kita (Bekraf) pelan-pelan dan berkelanjutan, melakukan perubahan kepada masyarakat yang masih menggunakan pemikiran bisnis yang saving society ke investing society," pungkasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER