Jakarta, CNN Indonesia -- Uber menemukan bahwa sebagian pengemudi mereka memiliki usaha sampingan. Namun, mereka terkendala pengembangan usaha dan memperbesar omzet.
“(Sebanyak) 29,1 persen mitra kami tidak memiliki cukup modal. Sebagian lagi tidak memiliki pengetahun
marketing dan bisnis yang cukup,” imbuh Senior Public Policy Associate Uber Indonesia, Joanna Octavia.
Sementara itu, sebanyak 41,7 persen pengemudi mengaku terkendala dalam mengembangkan usaha dan memperbesar omzet.
Sebab, baru 17,9 persen pengemudi UberEntreprenuer yang memperoleh omzet lebih dari Rp 10 juta. Sedangkan 44,4 persen pengemudi omzetnya berkisar Rp1-5 juta per bulan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Angka ini diperoleh dari riset yang dilakukan oleh AlphaBeta selama 10 hari pada Juli 2017. Riset ini mengambil sampel dari 8487 pengemudi yang tergabung di UberEntrepeneur di seluruh Indonesia.
Jenis usaha
“Kami mencari tahu juga jenis usaha apa saja yang digeluti oleh mitra pengemudi wirausahawan. Ternyata 45,6 persen adalah penyedia jasa mulai dari penyedia
laundry, konstruksi dan guru les hingga anak band,” lanjutnya.
Sementara itu, 44,2 persen dari mitra UberEntrepreneur adalah penjual termasuk penjual makanan, pakaian, aksesoris dan lainnya. 10,2 persen lainnya merupakan produsen seperti hasil ternak, sayur, makanan olahan dan lain sebagainya.
Dari 8.400-an anggota, 29,5 persen pengemudi beralasan memiliki bisnis karena ingin mandiri. Sebesar 26,7 persen lainnya ingin berwiraswasta karena menyukai jam kerja sendiri yang lebih fleksibel sementara 22,9 persen mitra ingin menyalurkan kemampuan berkreasi, berinovasi dan mengikuti
passion-nya.
Selain itu, rata-rata pengemudi sudah menjalankan usaha mereka lebih dari 2 tahun (60,1 persen).
Kembangkan usahaOleh sebab itu, Uber menggandeng Excellerate Labs dan aplikasi Kelola yang akan memberikan pelatihan pengembangan usaha kecil dan menengah di Jakarta, Bandung, dan Surabaya mulai Oktober – Desember 2017.
Pelatihan ini adalah bagian dari program UberEntrepreneur. Dengan program diharapkan Uber bisa membantu mitranya untuk mendapat bantuan workshop, akses keuangan, koneksi
e-commerce sebagai salah satu saluran distribusi, serta berjejaring dengan penumpang Uber.
Sebab, Joanna membeberkan bahwa dari hasil riset sebanyak 79,8 persen dari anggota UberEntrepeneur berminat untuk membangun jejaring.
Lewat program ini John Colombo selaku Head of Public Policy and Government Affairs, Uber Indonesia menyebutkan bahwa Uber tak hanya ingin menjadi layanan komersil di masyarakat tetapi juga berperan secara sosial.