Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah melakukan penawaran dan perdebatan panjang selama berbulan-bulan, Dewan Direksi Uber akhirnya memutuskan bahwa perusahaan itu akan menuju IPO dalam dua tahun.
Uber juga sepakat untuk melanjutkan miliaran dollar dengan Softbank Jepang. Dengan diterimanya tawaran dana segar ini, maka Softbank akan memiliki 17 persen saham Uber. Saham itu didapat dengan membeli saham dari pemegang saham lainnya di Uber dengan sistem
tender off.
Selain itu, Uber juga akan meniadakan saham
supervoting khusus yang saat ini dipegang oleh Travis Kalanick dan beberapa orang dalam lainnya. Sebaliknya, semua pemegang saham di Uber akan memiliki satu suara.
Kesepakatan lain adalah soal penambahan Dewan Direksi yang kini jadi 17 anggota dari sebelumnya yang hanya 11 orang. Terakhir, setiap CEO baru harus disepakati 2/3 suara dewan. Ketentuan 2/3 suara ini berlaku sampai IPO selesai dilakukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Uber akan menjadi perusahaan publik kelas dunia. Kami setuju untuk melanjutkan transaksi dengan Softbank," papar Kalanick seperti dikutip
Business Insider. Kalanick digantikan dengan Dara KKhosrowshahi sebagai CEO Uber pada Agustus lalu.
Softbank dan Dragoneer Invesment Group menjanjikan kucuran dana antara US$1 miliar - US$1,25 miliar (sekitar Rp4 triliun - Rp16,8 triliun) untuk Uber. Tambahan kucuran dana ini akan meningkatkan valuasi Uber menjadi US$69 miliar (sekitar Rp930 triliun). Angka ini membuat Uber menjadi perusahaan privat paling bernilai di dunia.
Namun, berbagai masalah yang mendera Uber belakangan, mulai mengikis valuasi perusahaan itu.
Tahun lalu, Uber merugi US$3 miliar (sekitar Rp40,4 triluin). Meski demikian, 3 bulan pertama tahun ini Uber berhasil mengumpulkan US$1,75 miliar (sekitar Rp23,5 triliun).
Sebelumnya, Dara Khosrowshahi sempat menyatakan kalau Uber akan IPO dalam 18 hingga 36 bulan ke depan, seperti diberitakan
TechCrunch.
(eks)