Jakarta, CNN Indonesia -- Kekhawatiran berkurangnya jumlah pelanggan seluler setelah keluarnya kewajiban untuk registrasi ulang mendapat ditanggapi berbeda oleh Sekjen Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), M Danny Buldansyah. Menurutnya, hal itu tidak mungkin terjadi.
Kewajiban registrasi ulang justru bisa membuat pengguna seluler lebih tertib dalam menggunakan nomor ponsel. Secara langsung akan meningkatkan loyalitas pengguna terhadap satu nomor seluler.
“Masa pelanggan gara-gara registrasi jadi
ngga mau pakai kartu lagi,
kan ngga mungkin. Karena kalau
ngga registrasi masa
ngga punya nomor seluler, justru aturan ini bisa mengubah cara mereka melanjutkan layanan,” jelas Danny disela diskusi media di Plaza Sentral, Jakarta Pusat, Selasa (21/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Danny yang juga Wakil Direktur Hutchison Tri Indonesia (Tri) menjelaskan, kini pemilik nomor perdana akan dihadapkan pada dua opsi yakni melakukan registrasi sendiri hingga maksimal tiga kali, atau mengisi ulang nomor yang dibelinya. Mengingat, setelah memiliki tiga nomor untuk satu operator yang sama, maka pengguna tidak bisa lagi membeli dan diharuskan untuk isi ulang.
Aturan ini, menurutnya tak akan berimbas pada berkurangnya jumlah pelanggan. Namun meningkatkan loyalitas pelanggan. Terlebih, bisnis gerai masih akan berjalan normal mulai dari menjual nomor perdana hingga isi ulang.
“Sebenarnya aturan ini bukan mengurangi jumlah pelanggan, justru akan berimbas pada angka penjualan kartu perdana karena tidak bisa lagi beli-pakai-buang,” imbuhnya.
Dolly Susanto Consumer Marketing Manager Hutchison Tri Indonesia menambahkan, tahun lalu pihaknya bisa menjual 10 juta kartu perdana. Namun hanya sekitar 30 persen yang menjadi pelanggan tetapnya.
“Tahun lalu ada sekitar 3 juta pelanggan yang
stay menggunakan Tri dari total kartu perdana yang terjual. Hingga semester satu 2017 pelanggan kami sudah punya 59,2 juta,” jelasnya.
Menurutnya, dalam sebulan industri telekomunikasi di Indonesia bisa menjual 45 juta kartu dari semua operator. Dalam musim tertentu seperti Lebaran, penjualan kartu perdana meningkat bisa mencapai 60 juta.
Ada beberapa faktor yang membuat penjualan kartu perdana terus diburu. Selain harga yang murah, juga segmentasi pengguna seluler yang makin muda.
“Setidaknya ada dua faktor, pertama karena harga cip semakin murah yakni hanya Rp1.150 dan pelanggan juga makin muda mulai dari 8 tahun sudah punya
gadget sendiri,” ungkap Dolly menambahkan.
(evn)