Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu korban hilangnya saldo Gopay beranggapan bahwa kejadian ini merupakan ulah
hacker.
Saya merasa ini ulah hacker karena dia tahu
email address dan telepon saya. Ini tidak hanya dialami oleh saya, tetapi teman-teman saya ada banyak yang mengalami," ungkap Sigit Erdianto Sunarno saat dihubungi
CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Jumat (8/12).
Selain tahu nomor telepon, Sigit juga menduga mereka tahu
password dan
username yang ia gunakan di aplikasi Gojek. Sigit juga mengunkap kalau hal ini juga dialami oleh banyak temannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenapa saya share adalah untuk menunjukkan kelemahan sistemnya Gopay," tandasnya.
Berdasarkan penelusuran
CNNIndonesia.com, para korban rata-rata mengeluhkan kalau mereka dimintai kode OTP (
one time password) oleh para penipu ini. Ada dua cara yang dilakukan penipu untuk menghubungi korban, melalui email atau telepon.
Modus melalui emailSigit pun lantas menceritakan kronologi kejadian tak menyenangkan itu.
Kejadian itu dimulai pada Selasa (5/12) siang pukul 13.00 WIB ketika sebuah nomor asing menelepon Sigit.
Nomor tersebut menerangkan bahwa Gojek akan mengirimkan email yang akan digunakan untuk update data pelanggan. Pelaku meminta Sigit untuk memeriksa email yang akan dikirim oleh Gojek secara resmi.
Sigit pun mengecek emailnya dan menemukan notifikasi bahwa alamat email akun Gojeknya berubah dan meminta verifikasi.
"Saya awalnya ragu [...] Namun karena itu resmi, akhirnya saya klik verifikasi email," terangnya
Hal lain yang membuatnya yakin adalah alamat email dan SMS kode OTP yang digunakan, tampak resmi dari Gojek.
"Nomor verifikasi melalui SMS juga pakai nama Gojek, bukan nomor seperti nomor seluler biasa. Makanya saya percaya," tambahnya.
Setelah email diverifikasi, penipu itu menelepon Sigit lagi dan menanyakan kode OTP yang dikirimkan Gojek. Sigit pun menyebutkan kode empat digit tersebut. Setelah itu, saldo Gopay Sigit pun langsung tersedot untuk pembelian pulsa.
Sigit pun kemudian melaporkan kejadian ini secara langsung pada pelayanan pelanggan Gopay. Merasa tak ditanggapi, Sigit pun menceritakan kejadian ini di laman Facebooknya. Setelah itu, baru keluhannya direspon Gojek keesokan harinya.
Hingga berita ini ditulis, Sigit mengaku belum dihubungi kembali oleh Gojek. Pihak Gojek menjanjikan bahwa kasusnya sedang diselidiki. Namun mereka tidak menjelaskan sampai kapan penyelidikan akan berlangsung.
Sigit sendiri sebenarnya tidak mengincar uangnya kembali. Hanya saja, dia ingin Gojek memperbaiki diri.
"Saya benar-benar kecewa. Kenapa
startup yang diandalkan di Indonesia ini tidak bisa menjaga kepercayaan pelanggan dengan menjaga deposit uang
customer," tuturnya.
"Bagi saya uangnya tidak seberapa tetapi saya ingin Gojek memperbaiki keamanan sistemnya," papar Sigit.
Sigit menyebut pihak Gojek akan mereset akunnya. Namun, hingga saat ini ia masih enggan menggunakan layanan Gojek lantaran khawatir terjadi tindak penipuan lagi.
Modus melalui teleponJika akun Sigit dibobol Gopaynya diduga melalui email berkedok resmi dari Gojek, pengguna lain bernama Friska Sondang Utami @FriskaSUtami, menuliskan di Path bahwa dirinya diiming-imingi Gopay senilai Rp500 ribu oleh seorang penelepon tak dikenal.
"Saldo tersebut mereka katakan dapat saya pilih masuk ke saldo Gopay atau rekening. Sekali saya jawab ambil aja buat kamu mas, saya jarang pake Gojek," tulis Friska tiga hari yang lalu.
Namun pelaku tak menyerah dan tetap ngotot meminta Friska untuk mengirimkan kode OTP untuk kedua kalinya. Ketika itu, Friska yang sedang dalam pertemuan meminta pelaku untuk menunggu 15 menit.
Namun, si pelaku malah menanggapi dengan tidak sopan sehingga Friska langsung mengkonfirmasi panggilan tersebut pada pihak Gojek melalui Twitter. Dari sana dia tahu bahwa kejadian itu adalah modus penipuan.
"Saya menyayangkan data saya bisa bocor dan dia tau persis nama saya, dan saya sudah terima sms kode rahasia Gojek," Friska melanjutkan dalam ceritanya.
Dia juga mengatakan kemungkinan akan menutup akunnya secara permanen agar tidak terganggu dengan penipuan seperti ini, terutama jika pihak Gojek belum bisa menelusuri dugaan kebocoran data.
(eks)