Jakarta, CNN Indonesia -- Sekian lama industri
e-commerce berjalan, sejumlah perubahan terjadi sebagai bentuk adaptasi terhadap pasar. Salah satu yang mencolok adalah kepemilikan toko fisik oleh pelaku beberapa
e-commerce.
Salah satu yang paling terkenal toko fisik milik Amazon. Setelah melahap jaringan ritel Whole Foods di Amerika Serikat, Amazon seketika memiliki toko fisik di sana.
Alibaba dan JD, raksasa
e-commerce dari China, pun melakukan hal serupa. Mereka mendirikan toko fisik sendiri untuk merebut pasar ritel yang masih sangat besar. Transaksi
e-commerce di China ternyata hanya seperempat dari nilai transaksi industri ritel secara keseluruhan yang terjadi di Negeri Panda itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faktor ini yang membuat sejumlah pelaku
e-commerce melebarkan bisnisnya dengan membuka toko fisik. Di Indonesia, Berrybenka menjadi salah satu yang menerapkan strategi serupa Amazon, Alibaba, dan JD.
Berbeda dengan pemain global tadi, Lazada belum tertarik mengikuti strategi tersebut. Florian Holm, co-CEO Lazada Indonesia, memilih lebih berfokus memperkuat bisnis yang ada.
"Tidak, belum ada rencana buka toko
offline. Kita masih sangat baru di Indonesia, banyak hal yang masih dilakukan di
online," kata Florian di gudang Lazada di Cimanggis, Depok, Selasa (12/12).
Florian mengaku banyak konsep
e-commerce baru yang menarik yang berasal dari China dan AS. Hanya saja ia merasa pihaknya perlu membesarkan apa yang ada dan fokus dengan tidak mengubah konsep, ketimbang mengadopsi konsep baru.
(evn)