Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah karyawan dari perusahaan teknologi ternama, terciduk mengirimkan email dengan akun kantor ke penjaja seks komersil dari korban perdagangan manusia.
Sebanyak 67 email resmi karyawan Microsoft, 63 email karyawan Amazon, ditambah beberapa dari perusahaan teknologi seperti Boeing, T-Mobile, Oracle dan perusahaan lokal lainnya kedapatan melakukan hal tersebut.
Email yang dikirim kepada rumah bordil atau mucikari itu diduga dilakukan untuk meminta layanan seks dari wanita Asia korban perdagangan manusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Email kantor wajib digunakan bagi pelanggan baru. Hal itu dilakukan untuk meyakinkan mucikari atau rumah bordil bahwa mereka bukan polisi. Hal ini berlaku bagi pelanggan baru.
Beberapa dari para penikmat jasa seks itu menyamarkan seakan-akan surel yang mereka kirim salah alamat.
"Saya pikir Anda mungkin mengirim ke alamat email yang salah," tulis salah satu pegawai Amazon dari surel kantornya ke mucikari, seperti ditulis
News Week.
Beberapa surel tersebut dikumpulkan pada operasi pada 2015. Operasi itu sempat menjaring 18 orang termasuk direktur-direktur perusahaan teknologi besar seperti Amazon dan Microsoft. Namun hanya dua dari mereka yang diadili pada Maret 2018.
Industri yang beriringanSebuah studi oleh Departemen Kehakiman menemukan bahwa Seattle memiliki industri seks dengan pertumbuhan tercepat di Amerika Serikat, lebih dari dua kali lipat dalam rentang waktu antara tahun 2005 dan 2012. Ledakan itu berkorelasi dengan pesatnya sektor teknologi di sana.
Alex Trouteaud, direktur kebijakan dan penelitian pada organisasi anti-trafficking, Demand Abolition, mengatakan hal ini berkorelasi dengan lonjakan pekerjaan bergaji tinggi karena "hobi jajan" ini tidak murah.
Beberapa pria yang menggunakan jasa perempuan korban perdagangan manusia ini bahkan menghabiskan US$30 ribu-50 ribu atau Rp678 juta tiap tahun untuk para wanita itu. Ini berarti setidaknya mereka menghabiskan Rp56,5 juta tiap bulannya.
Di Seattle sendiri dalam 24 jam, terdapat 6.487 orang yang meminta layanan seks pada lebih dari 100 situs web yang mempertemukan pembeli dengan penjual.
Perkembangan teknologi tidak hanya memunculkan banyak pria bergaji besar sebagai pelanggan seks. Tapi juga memudahkan penjaja seks untuk mendapat pelanggan.
Mereka juga lebih mudah menyembunyikan bisnis ini dari polisi. Sebab, rumah bordil tak perlu lagi menjajakan 'dagangan' mereka di jalanan.
Microsoft dan AmazonSementara itu, Microsoft mengatakan bahwa tidak ada satu perusahaan di dunia ini yang terbebas dari karyawan yang bertindak ilegal dan tidak etis.
Namun hal itu menurut mereka tidak bisa dianggap mewakili budaya perusahaan, karena mereka hanya sebagian kecil dari 125.000 karyawan Microsoft, seperti disebutkan
Tech Times. Di sisi lain, Amazon menyatakan bahwa perusahaan hingga saat ini masih berusaha untuk melakukan investigasi terhadap masalah ini. Jika terbukti melakukan tindakan kriminal, karyawan juga akan dicopot dari posisinya di perusahaan yang dibangun Jeff Bezos ini.
"Ketika Amazon menduga seorang karyawan telah menggunakan dana perusahaan atau sumber daya untuk melakukan tindak pidana, perusahaan akan segera menyelidiki dan melakukan tindakan yang tepat, termasuk penghentian."
"Perusahaan juga bisa merujuk masalah ini ke penegakan hukum," tutupnya.
(eks)