Jakarta, CNN Indonesia -- Google mulai membuka jalan kembali untuk masuk ke pasar China. Perusahaan yang sempat hengkang dari China pada 2010 dikabarkan membuka kantor di kota Shenzhen.
Kota tersebut berbatasan dengan Hong Kong dan terkenal sebagai pusat perangkat keras tingkat global. Tapi, bukan kantor besar yang didirikan. Perusahaan itu hanya menyewa sebuah gedung yang sudah bisa ditempati mulai minggu ini, lengkap dengan fasilitasnya.
Pembukaan kantor ini dikonfirmasi Google. Shenzen sendiri adalah markas firma teknologi besar Cina, seperti Tencent, Huawei dan ZTE.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Shenzhen, kami memiliki banyak klien dan mitra penting. Pembukaan ruang kantor eksekutif ini akan membantu proses kerja dan komunikasi kami dengan mereka agar berjalan lebih baik," jelas juru bicara Google, seperti dikutip
TechCrunch pada Rabu (17/1).
Pembukaan kantor di Shenzhen mengukuhkan posisi Google yang berhasil mencapai kesepakatan penguasaan sebagian besar saham HTC, perusahaan teknologi Taiwan, dengan nilai transaksi sekitar Rp14,6 triliun (US$1,1 miliar).
Lantas, beredar kabar kalau Google diam-diam kembali masuk ke pasar China dengan membuat aplikasi peta khusus untuk pengguna iPhone China, seperti dilaporkan media Jepang, Nikkei.
Namun ketika pengguna ingin bernavigasi, pengguna akan langsung diarahkan ke aplikasi AutoNavi, aplikasi lokal milik Alibaba Group Holding.
Saat dikonfirmasi, Google menampik pemberitaan membuat Maps khusus China. Ia menerangkan bahwa Maps memang sejak lama bisa diakses di China melalui desktop.
“Tidak ada perubahan untuk Google Maps di China. Maps memang sudah bisa diakses selama bertahun-tahun di desktop tetapi tidak ada kehadirannya secara resmi di aplikasi toko Android atau iOS China,” kata juru bicara Google, Taj Meadows, pada
Reuters, Rabu (17/1).
Reuters melaporkan bahwa versi website dari Google Maps memang masih bisa diakses kemarin di China baik di browser mobile maupun desktop. Namun, Reuters mengkonfirmasi bahwa tak ada aplikasi Google Maps di toko aplikasi China.
Di luar laporan ini, Google memang mencoba untuk kembali memasuki kembali pasar China dengan berbagai jalan. Perusahaan yang dibangun Sergey Brin itu menjadi investor Chushou awal Januari ini. Chushou adalah
platform siaran langsung gim
mobile asli China.
Tahun lalu, Google mengumumkan niatnya untuk membuka pusat riset dan pengembangan teknologi AI di China. Di awal 2017, Google juga menawarkan aplikasi terjemahan khusus untuk ponsel pintar di China.
Google menarik layanan dari China sejak 2010 karena perusahaan itu menolak menyensor hasil penelusurannya seperti diminta oleh pemerintah China.
(eks/sat)