Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan aplikasi Gojek cs diprediksi bakal memasuki industri
fintech. Bahkan perusahaan yang besar karena layanan transportasinya ini diprediksi bakal meninggalkan asal muasalnya itu dan lebih konsetrasi di layanan pembayaran digital.
Iwan Kurniawan, COO sekaligus salah satu pendiri Modalku menyatakan bahwa pihaknya tak khawatir dengan isu tersebut.
"Sangat welcome sebenarnya ya karena fintech itu dunia yang sangat besar. Ada
payment,
lending, asuransi,
wallet dan banyak banget lainnya," tuturnya saat ditemui di sela-sela konfernsi pers di Jakarta, Kamis (25/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Iwan, semakin kuat semua perusahaan
fintech maka akan berefek positif untuk masyarakat Indonesia sendiri. Sebab, masyarakat akan lebih terbantu secara ekonomi melalui teknologi.
“Kalau makin kuat (fintech) kan makin kuat masyarakat Indonesia.
All good,” terangnya.
Alasan lain, layanan
fintech yang disasar Gojek memiliki fokus yang berbeda dari Modalku. Sasaran Gojek lebih kepada layanan pembayaran digital yang digunakan oleh pengguna akhir.
Sementara Modalku memberikan layanan peminjaman orang per orang (
peer to peer lending -P2PL). Lewat layanan ini, siapapun bisa memberikan pinjaman dana kepada orang lain lewat perantara Modalku.
"Jadi ga masalah sih. Kita harus fokus kepada diri sendiri. Kita di market P2PL. Bagaimana kita selalu bisa berkembang dan berinovasi, bagaimana biar lebih kuat lagi," tambahnya.
Modalku fokus pada peminjaman modal UMKM maupun individu tanpa agunan. Perusahaan ini dibangun sejak 2016 dan telah menggelontorkan pinjaman dana pada 1500 UMKM di Indonesia dengan total dana Rp540 miliar.
Saat ini Modalku telah beroperasi di Malaysia dan Singapura. Di Indonesia, pinjaman Modalku hanya bisa diakses oleh mereka yang berada di Jabodetabek, Bandung dan Surabaya.
(eks)