Berkah Tahun Politik Bagi Industri Menara Telekomunikasi

Agnes Savithri | CNN Indonesia
Rabu, 07 Feb 2018 17:23 WIB
Memasuki tahun politik, sebagian pihak melihat momentum ini justru membawa berkah. Salah satunya bagi industri menara telekomunikasi.
Menara telekomunikasi menjadi salah satu industri yang akan mendapat 'berkah' tahun politik/IIustrasi(Foto: www.mitratel.co.id)
Jakarta, CNN Indonesia -- Memasuki tahun politik, sebagian pihak melihat momentum ini justru membawa berkah. Salah satunya bagi industri menara telekomunikasi.

Vice President Director PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) Adam Gifari mengungkapkan tahun politik memiliki berkah sebab penggunaan perangkat meningkat hampir di seluruh wilayah.

"Utilisasi meningkat cenderung di mana saja. Spending masyarakat meningkat sehingga perputaran uang pun meningkat," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (6/2).
Adam menjelaskan utilitas yang dimaksud tentunya adalah utilitas operator telekomunikasi. Peningkatan SMS hingga whatsapp tidak ada perbedaan karena sama-sama meningkatkan utilitas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Operator pun terlihat mulai menggenjot peningkatan kapasitas dan coverage. Dari sisi industri menara telekomunikasi, Adam menjelaskan memang mereka tidak mendapatkan efek langsung. Pihaknya berharap mendapatkan efek domino dari penambahan kapasitas dan coverage para operator tersebut. 

"Kami memperkirakan tahun ini bisa tumbuh pada kisaran lima hingga sembilan persen," jelasnya.
Adam berharap pertumbuhan tersebut dapat tercapai dengan pembangunan menara baru, kabel fiber optik, bisnis VSAT dan layanan internet yang semuanya diproyeksikan bergerak dalam kisaran pertumbuhan industri.

Adapun, sepanjang 2018, anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk. ini mengalokasikan belanja modal (CAPEX) sebesar Rp2 triliun. Adam mengungkapkan Capex (Capital Expenditure) tersebut akan digunakan untuk beberapa hal salah satunya pengelolaan properti seperti perpanjangan sewa lahan.

Sementara itu, mayoritas dana sekitar Rp500 miliar hingga Rp1,5 triliun akan digunakan untuk pembangunan menara dengan fokus di luar Pulau Jawa.

"Namun, kami belum mengetahui berapa banyak menara yang akan dibangun. Pasalnya, kami masih menunggu kontrak dengan operator terlebih dahulu," paparnya.
Adam melihat pembangunan menara ini seperti zero sum game, istilah yang digunakan untuk menjelaskan bahwa keuntungan yang didapat setara dengan kerugian pesaingnya. 

Sehingga, operator dengan coverage banyak, akan mendapat untung lebih besar. Pelanggan pun akan membayar lebih untuk pulsa walaupun harga relatif tinggi. Tetapi di beberapa area, ada pengganti operator dengan posisi di tengah. Beberapa kelas yang membuat pilihan operator semakin banyak dan pelanggan bisa memilih sendiri operator yang cocok.

Dia mengungkapkan model bisnis yang mereka lakukan adalah berbagi yakni satu menara dapat diduduki oleh dua hingga tiga perusahaan operator yang berbeda.

"Hingga saat ini memang penyewa tertinggi berada di Jawa karena penduduknya yang banyak dan traffic-nya yang tinggi," tambah Adam.
Terkait aksi korporasi tahun ini, sempat berhembus kabar bahwa induk usaha Protelindo yakni Sarana Menara Nusantara atau emiten berkode saham TOWR ini akan mengakusisi perusahaan menara yang lebih kecil seperti PT Solusi Tunas Pratama Tbk. dan anak usaha PT Nusantara Infrastructure Tbk.

Ketika dikonfirmasi, Adam mengungkapkan pembicaraan sudah pasti ada, namun belum ada kesepakatan.

"Belum ada yang bisa diumumkan, belum ada yang deal dan belum diketahui juga selesai kapan," ujarnya.
Namun, secara finansial, perusahaan ini memang didesain untuk siap menghadapi aksi korporasi ketika waktunya datang.

"Kapasitas kami memang didesain untuk kuat, sehingga jika ada kesempatan untuk akuisisi kami siap. Dan kami punya investment grade rating yang kuat tujuannya adalah untuk memiliki akses ke pasar perbankan dan pasar modal di manapun itu," jelasnya.

Saat ini, kapitalisasi pasar Protelindo mencapai Rp36 triliun. Sepanjang tahun lalu, perusahaan ini membangun 2.000 titik sewa baru dan sebagian di antaranya berada di luar Pulau Jawa. (eks)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER