Jakarta, CNN Indonesia -- Uber dikabarkan tengah menyiapkan rencana untuk menjual bisnisnya di Asia Tenggara ke tangan Grab. Sebagai gantinya, Uber nantinya akan menjadi salah satu pemegang saham bagi perusahaan asal Singapura tersebut.
Dilaporkan CNBC, sejauh ini belum ada kepastian menyangkut kesepakatan antara kedua pihak.
Langkah ini kabarnya dilakukan untuk membantu performa keuangan Uber jelang penawaran saham perdana (IPO) yang disebut paling cepat terwujud tahun depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun belum ada kesepakatan dengan Grab, namun langkah serupa sudah lebih dulu ditempuh di negara tempat Uber beroperasi.
Di China, Uber memilih menjual operasionalnya ke Didi demi memilii 20 persen saham. Sementara di Rusia, Uber juga menggabungkan bisnis ke Yandex untuk mengantongi 37 persen saham kompetitor lokalnya.
CEO Dara Khosrowshahi memiliki fokus yang berbeda dibandingkan pendahulunya Travis Kalanick. Dara berupa membersihkan reputasi perusahaan dengan mendorong profitabilitas, terlebih sejak kerugian Uber melonjak 61 persen di tahun 2017 hingga menyentuh angka US$4,5 miliar.
Kabar mengenai penyatuan operasional antara keduanya sebenarnya sudah berhembus sejak November 2017 lalu. Ketika itu, CEO Dara memberi sinyal jika pihaknya kesulitan bersiang dengan ketatnya persangan bisnis dan kapitalisasi yang tengah menggerogoti kawasan Asia Tenggara.
Dibandingkan Uber yang barup menguasi 60 kota di dunia, operasional Grab sejatinya lebih luas dengan cakupannya di 160 kota di beberapa negara Asia, termasuk Indonesia.
(evn)