Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu petinggi Facebook, Alex Stamos dikabarkan akan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai kepala keamanan. Stamos dikabarkan akan hengkang dari perusahaan yang didirikan oleh Mark Zuckerberg pada Agustus mendatang.
Meski begitu, melalui akun Twitter pribadi Stamos menegaskan dirinya akan tetap bekerja untuk Facebook. Namun ia tak menampik jika saat ini perannya sudah bergeser.
"Meskipun ada desas desus, saya tetap terlibat sepenuhnya untuk Facebook. Memang benar peran saya berubah," cuitnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini saya banyak menghabiskan waktu mengeksplorasi risiko keamanan yang akan muncul dan bekerja untuk keamanan pemilu," lanjutnya.
Stamos memutuskan hengkang di tengah krisis penyalahgunaan 50 juta data personal pengguna Facebook. Kabarnya sebelum hengkang ia terlibat perselihan dengan petinggi perusahaan terkait isu keamanan data pengguna.
Mengutip
New York Times, Alex Stamos disebut sebagai salah satu pihak yang gencar mengungkap keterlibatan Facebook di tengah campur tangan Rusia saat pemilu Amerika Serikat yang memenangkan Donald Trump pada Pilpres 2016 lalu. Ketegangan bermula dari silang pendapat di antara petinggi Facebook soal keterbukaan data kepada publik soal negara-negara yang mungkin menyalahgunakan serta melakukan intervensi.
Baru-baru ini dikabarkan sekitar 50 juta data pribadi pengguna Facebook dicuri dan disimpan oleh lembaga analisis data Cambridge Analytica. Perusahaan ini diketahui bekerja untuk pemenganan Donald Trump saat pilpres 2016.
Sebelum bergabung dengan Facebook, Stamos diketahui bekerja untuk Yahoo hingga Juni 2015. Mengutip pernyataan beberapa karyawan, sejak awal ia dan Sheryl Sandberg dikenal proaktif meminta Facebook memperketat proteksi data penggunanya.
(evn)