India Jadi Pasar Terakhir Uber di Asia

Eka Santhika | CNN Indonesia
Rabu, 28 Mar 2018 14:28 WIB
Akuisisi Uber oleh Grab menyisakan India sebagai pasar terakhir Uber di Asia. Sebelumnya, bisnis Uber di China dan Rusia juga telah dijual.
Bisnis Uber di Asia hanya tersisa di India. (dok. CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah menyatakan hengkang dari Asia Tenggara, jejak Uber di kawasan Asia kini hanya tertinggal di India. Sebelumnya Uber juga sudah melepas bisnisnya di China pada 2016 dan Rusia di 2017. Dengan menyerahkan bisnis di Asia Tenggara ke Grab, Uber mendapat 27,5 persen saham Grab.

Di India, Uber bersaing ketat dengan Ola. Ola sendiri adalah adalah layanan ride sharing serupa Uber. Tapi, di India Uber hanya tersedia di tiga puluh kota sementara Ola beroperasi di 110 kota.

Selain aplikasi daring milik Pranay Jivrajka ini memiliki pilihan kendaraan yang beragam, dari Auto(bajai khas India), mobil jenis SUV, sampai motor hemat energi bertenaga listrik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, analis transportasi dari perusahaan analisa IHS Markit, Tom De Vleesschauwer menyebut bahwa pasar India sangat kompetitif dan tidak menguntungkan.

Ola sendiri mendapat pasokan investasi dari SoftBank. Investor asal Jepang ini dikenal memiliki investasi di banyak layuanan ride sharing. Softbank memiliki saham di Grab, Didi Chuxing di China, dan baru saja berhasil menanam modal juga di Uber. Softbank juga yang disebut-sebut jadi pendorong Uber untuk menyatukan bisnisnya dengan Grab.

Rival Uber, Ola juga memiliki rencana untuk mengembangkan usahanya diluar India, dan negara yang akan menjadi sasarannya adalah Australia yang notabene merupakan pasar potensial Uber.

Sydney, Melbourne, and Perth menjadi tiga kota pertama yang akan menjadi negara bagian pertama yang akan menjajal aplikasi Ola yang rencananya rilis pertengahan tahun ini yang tinggal menunggu izin otoritas setempat.

"Australia merupakan pasar yang potensial," ucap CEO Ola Bhavish Aggarwal kepada CNN.

Pada tahun 2017 Uber memiliki valuasi sebesar US$ 70 Miliar, meningkat jauh sejak pertamakali didirikan pada tahun 2009 dengan modal US$ 10 Miliar. Investasi SoftBank baru-baru ini menguasai 15 persen saham Uber. (eks/btg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER