Peneliti Muda Ungkap Alasan Penganut Bumi Datar Kian 'Eksis'

Kustin Ayuwuragil | CNN Indonesia
Selasa, 03 Apr 2018 07:06 WIB
Akademi Ilmuwan Muda Indonesia menilai upaya untuk 'memberontak' terhadap pemerintah menjadi motif mengapa penganut pandangan Bumi datar masih ada.
Ilustrasi Bumi. (Foto: REUTERS/NASA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penganut pandangan 'Bumi datar' seperti Mike Hughes asal Amerika Serikat (AS) berkali-kali mendapatkan panggung dari berbagai media untuk menunjukkan bahwa bum tak berbentuk bulat.

Upaya pembuktian itu tetap dilakukan Hughes meski telah banyak penelitian dan gambar Bumi yang memperlihatkan bahwa planet ini tidak datar.

Namun, teori tentang hal itu ternyata tak juga padam di sejumlah tempat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Wakil Presiden Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) Roby Muhammad mengatakan masalah 'Bumi datar' disebabkan bukan karena pemeluk teori tersebut tak memahami kenyataannya. Namun, kata dia, karena soal 'pemberontakan'.

"Intinya adalah bentuk pemberontakan terhadap institusi atau pihak yang memegang riset. Itu sangat berbahaya ya karena yang diancam adalah kredibilitasnya. Misalnya kepercayaan terhadap pemerintah. Kalau kepercayaan terhadap pemerintah sudah tidak ada, lalu akan menjadi seperti apa nantinya?" ujar Roby usai acara peluncuran podcast Sains Sekitar Kita di Perpusatakaan Nasional, Jakarta, Senin (2/4).

Saat ditanyai motifnya merusak kredibilitas suatu pihak, Roby menyatakan bahwa hal tersebut dilakukan sebagai wujud 'balas dendam' karena biasanya sebagian mereka menjadi korban kebijakan pemerintah.

"Kecenderungan bisa. Dia cenderung mendukung perasaan. Dia merasa korban pemerintah," kata dia.

Selain itu, sains sendiri memang bukan bahan perbicangan umum di Indonesia. Sehingga, pola pikir berbasiskan penelitian dan data belum dimiliki semua orang di Indonesia.

Sebelumnya, Kepala Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin sempat memberikan penjelasan secara langsung mengenai bukti bentuk Bumi kepada penganut Bumi datar.

"Gerhana bulan adalah saat yang tepat untuk membuktikan bumi bulat karena ketika purnama tergelapi maka akan terlihat bayangan. Bayangan yang menggelapi itu adalah bayangan bumi. Jadi kelengkungan bayangan di permukaan bulan ketika proses gerhana itu menunjukkan bumi yang bulat," kata Djamal beberapa waktu lalu. (asa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER