Galau Zuckerberg Soal Facebook Versi Berbayar

CNN Indonesia | CNN Indonesia
Kamis, 12 Apr 2018 03:21 WIB
Saat ditanyai senator, CEO Facebook Mark Zuckerberg tak memberi jawaban lugas soal opsi memberikan Facebook versi berbayar untuk melindungi data pengguna.
Dicecar terkait kemungkinan Facebook membuat model bisnis baru dengan menyediakan layanan berbayar (REUTERS/Rick Wilking)
Jakarta, CNN Indonesia -- Senator Amerika Serikat mendesak CEO FacebookMark Zuckerberg terkait apakah Facebook akan selalu menjadi produk yang gratis dipakai pengguna.

Menjawab pertanyaan itu, Zuckerberg tidak memberi jawaban lugas kalau perusahaannya akan memberikan produk berbayar. Ia hanya memberi jawaban ambigu.

"Akan selalu ada versi Facebook yang bisa digunakan dengan gratis," jelas Zuck, seperti dikutip Ubergizmo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jawaban ini mengindikasikan kemungkinan Facebook untuk memberikan dua versi ke depannya. Versi gratis dan berbayar.

Pertanyaan itu diajukan terkait dengan kemungkinan pengguna memilih untuk tidak menjadi target iklan.  

Sebelumnya, Direktur Operasional Facebook Sheryl Sandberg juga sempat mengutarakan hal serupa dalam program Today Show dari NBC. Dia mengatakan bahwa jika pengguna ingin akunnya terbebas dari iklan yang berasal dari data pribadinya, maka akan dikenakan biaya.

"Kami tidak memiliki pilihan untuk (pengguna)keluar (dari iklan). Itu akan menjadi produk berbayar," jelas Sandberg seperti dilansir Techcrunch, Rabu (11/4).

Terkait eksploitasi data pribadi pengguna, sebenarnya hal ini mestinya disadari oleh setiap orang yang berinternet. "Jika Anda tidak membayar untuk sebuah produk, maka Anda adalah produknya".

Facebook sendiri selama ini memang memberikan layanan media sosial yang digunakan semua orang dengan gratis. Untuk memperoleh pendapata, Facebook menggunakan layanan iklan. Ada pula layanan iklan bertarget yang memanfaatkan data pengguna agar pengiklan mendapat data audiens yang sesuai.

Masalahnya, data pengguna yang seharusnya hanya disimpan oleh Facebook ini dibagikan secara ilegal ke pihak ketiga. Diduga data itu diberikan oleh profesor dari Cambridge, Alexandr Kogan, kepada Cambridge Analytica (CA). CA menggunakan data itu untuk memengaruhi opini publik terkait Pemilu Presiden di AS. CA sendiri bekerja sebagai konsultan pemilu bagi Donald Trump. (eks/btg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER