
Keuntungan Samsung Menguat, Chipset Mendominasi
Kustin Ayuwuragil, CNN Indonesia | Jumat, 27/04/2018 09:07 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Samsung mengantongi pendapatan dan keuntungan besar pada kuartal pertama 2018. Kendati demikian, momen ini juga menunjukkan bahwa bisnis telepon selulernya melambat.
Raksasa elektronik Korea Selatan ini pada Rabu (25/4) melaporkan perlambatan permintaan dialami duo ponsel terbarunya yakni Galaxy S9 dan S9 Plus. Meski dari sisi pendapat terjadi lonjakan mencapai 20 persen.
Samsung Electronics juga mengatakan laba bisnis mereka mencapai 15,6 triliun won pada kuartal pertama, naik 58 persen dari tahun lalu dan sejalan perkiraan perusahaan sebesar 15,6 triliun won. Ekspektasi perusahaan juga tepat dalam perkiraan pendapatan yang melonjak 19,8 persen menjadi 60,6 triliun won.
Lonjakan laba itu berasal dari bisnis chip memori yang menguat. Bisnis chip menjadi penghasil utama Samsung juga berhasil membukukan rekor laba operasional 11,6 triliun won pada Januari-Maret, dari 10,9 triliun won di kuartal sebelumnya.
Sementara, Samsung mengatakan bisnis mobile-nya membukukan 3,8 triliun won dalam laba kuartalan, naik 82 persen dari tahun lalu. Padahal ponsel andalannya, Galaxy S9 sampai di pasar pada pertengahan Maret.
Menurut firma riset pasar GfK, permintaan ponsel pintar global memang turun dua persen menjadi 347 juta unit pada kuartal pertama 2018. Permintaan sangat lamban di China dan Amerika Utara.
Namun, harga penjualan rata-rata tumbuh 21 persen dari tahun ke tahun di kuartal tersebut. Hal ini menyebabkan peningkatan 18 persen dalam pendapatan bisnis ponsel global menjadi US$129,8 miliar.
Selain itu, Samsung juga mengisyaratkan potensi kenaikan lebih lanjut setelah Amerika Serikat melarang perusahaan AS melakukan bisnis dengan ZTE, vendor ponsel dan pembuat peralatan telekomunikasi China.
Sewon Chun, wakil presiden senior di bisnis memori Samsung, juga memprediksi bisnis cip akan lebih kuat. Tren ke cip "high-density" dengan kekuatan pemrosesan lebih banyak dan kapasitas penyimpanan yang lebih besar akan mendukung permintaan DRAM mobile dan chip NAND Samsung tahun ini. (evn)
Raksasa elektronik Korea Selatan ini pada Rabu (25/4) melaporkan perlambatan permintaan dialami duo ponsel terbarunya yakni Galaxy S9 dan S9 Plus. Meski dari sisi pendapat terjadi lonjakan mencapai 20 persen.
Samsung Electronics juga mengatakan laba bisnis mereka mencapai 15,6 triliun won pada kuartal pertama, naik 58 persen dari tahun lalu dan sejalan perkiraan perusahaan sebesar 15,6 triliun won. Ekspektasi perusahaan juga tepat dalam perkiraan pendapatan yang melonjak 19,8 persen menjadi 60,6 triliun won.
Sementara, Samsung mengatakan bisnis mobile-nya membukukan 3,8 triliun won dalam laba kuartalan, naik 82 persen dari tahun lalu. Padahal ponsel andalannya, Galaxy S9 sampai di pasar pada pertengahan Maret.
Menurut firma riset pasar GfK, permintaan ponsel pintar global memang turun dua persen menjadi 347 juta unit pada kuartal pertama 2018. Permintaan sangat lamban di China dan Amerika Utara.
Namun, harga penjualan rata-rata tumbuh 21 persen dari tahun ke tahun di kuartal tersebut. Hal ini menyebabkan peningkatan 18 persen dalam pendapatan bisnis ponsel global menjadi US$129,8 miliar.
Sewon Chun, wakil presiden senior di bisnis memori Samsung, juga memprediksi bisnis cip akan lebih kuat. Tren ke cip "high-density" dengan kekuatan pemrosesan lebih banyak dan kapasitas penyimpanan yang lebih besar akan mendukung permintaan DRAM mobile dan chip NAND Samsung tahun ini. (evn)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
LIHAT SEMUA
Drive Pit
LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER

Bocoran Produk Samsung Dirilis 28 April
Teknologi • 3 jam yang lalu
Jejak Kontroversial Vaksin Nusantara yang Disetop Sementara
Teknologi 2 jam yang lalu
Alasan Asam Lambung Jadi Kelemahan GeNose Kala Puasa Ramadan
Teknologi 1 jam yang lalu