Jakarta, CNN Indonesia -- Pembaca
CNNIndonesia.com mengurangi waktu frekuensi kunjungan mereka
platform media sosial tersebut pasca terungkapnya skandal penyalahgunaan data.
Hal ini ditunjukkan dari hasil jajak pendapat pembaca
CNNIndonesia.com di Twitter. Sebagian besar responden menyebut bahwa mereka mengurangi waktu menggunakan Facebook setelah skandal penyalahgunaan data terungkap.
Hal ini diungkap oleh 51 persen responden menyatakan telah mengurangi aktivitas Facebook mereka setelah skandal penyalahgunaan data terungkap.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara 42 persen lainnya menyebut tetap menggunakan Facebook seperti biasa. Sementara 7 persen sisanya mengaku makin sering menggunakan Facebook. Survei ini dimulai pukul 14:51, berakhir pada 20:11, dan diikuti oleh 236 pemilih pada Selasa (22/5).
Tren serupa juga nampak dari pelacakan
SimilarWeb menunjukkan bahwa adanya penurunan lalu lintas ke laman Facebook di Indonesia turun sebanyak 5,04 persen.
Ternyata hal ini bukan hanya pengguna Indonesia yang mengurangi kunjungannya ke Facebook. Secara global, lalu lintas Facebook memang mengalami pasang surut pengguna dalam beberapa bulan terakhir. Meski demikian, pasang surut ini tidak terjadi secara drastis.
Similiar Web mencatat, secara global kunjungan ke Facebook turun 5,15 persen sejak Februari hingga April 2018.
Lebih jauh, SimiliarWeb juga mencatat adanya penurunan lalu lintas di lima negara pengguna terbesar Facebook, Amerika Serikat (4,05 persen), Brazil (5,93 pesen), Inggris (5,09 persen), Perancis (3,89 persen), dan Vietnam (3,12 persen).
 Data SimiliarWeb menunjukkan adanya tren penurunan 5,5 persen pengguna Facebook di dunia pada periode Februari-April 2018. (screenshoot via SimiliarWeb) |
Sebelumnya, data yang dikumpulkan Goldman Sachs dari ComScore menyebut kalau jumlah pengguna unik Facebook di Amerika Serikat naik pasca skandal penyalahgunaan data.
Kenaikan serupa juga nampak pada durasi yang dihabiskan pengguna di Facebook.
(eks)