Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Antariksa Amerika Serikat (
NASA) memutuskan untuk memperpanjang masa tugas wahana antariksa nirawak Juno hingga 2021. Hal ini seakan bertolak belakang dengan keputusan untuk menghentikan misi ilmiah tersebut.
Keputusan untuk membatalkan penghentian misi ilmiah ini disebabkan oleh keterlambatan Juni untuk mengorbit di sekitar Jupiter dalam 14 hari. Alasannya karena ada kesalahan teknis, kecepatan orbit Juno jadi melambat dari kecepatan yang telah direncanakan ilmuwan.
"NASA menyetujui Juni untuk melanjutkan misi sampai September 2022 untuk menyelesaikan seluruh penelitian yang telah kita rencanakan di awal," ungkap Principle Investigator Juno Scott dari Southwest Research Institute seperti dilansir
Gizmodo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
NASA mengungkap ternyata orbit misi ilmiah senilai US$1 miliar ini lebih panjan gdari yang direncanakan dan membuat Juno butuh waktu untuk mengumpulkan bahan ilmiah yang telah direncanakan.
Masalah pada katup helium juga jadi penyebab para ilmuwan tidak bisa mempercepat orbit menjadi 14 hari, tapi masih 53 hari mengorbit di sekitar Jupiter. Padahal jika tidak ada kendala tersebut, pembakaran mesin bisa dilakukan untuk mempercepat orbit Juno.
"Katup helium yang menjadi bagian dalam mesin utama Juno tidak bekerja semestinya ketika tenaga pendorong ditekan pada Oktober lalu," ungkap NASA dalam keterangan resmi.
Kendati demikian, perpanjangan waktu orbit bisa memperpanjang waktu peneliti untuk mengumpulkan data-data ilmiah dari Jupiter.
NASA sebelumnya sempat berencana untuk mengakhiri masa hidup wahana iantariksa yang memiliki ukuran sama dengan lapangan tenis dengan menjatuhkannya ke Jupiter setelah Juli 2018.
Juno sendiri meluncur pada 2011 dan tiba di Jupiter pada 2016. Selama misinya, Juno telah mengirimkan beragam data berharga seperti gambar, penelitian cuaca, dan komposisi medan magnet untuk mengungkap pengetahuan baru terhadap Planet Gas Raksasa ini.
(evn)