Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
BMKG) mengatakan penyebab gelombang setinggi di masa mudik
Idulfitri ini akibat angin timuran. Angin musiman ini menyebabkan gelombang setinggi 1,25 meter hingga 4 meter.
Apalagi, karena angin timuran bertepatan dengan arus balik Idulfitri, sehingga tingkat kewaspadaannya perlu ditingkatkan.
"Ini memang siklus tahunan, karena ada pergantian musim. Kebetulan saja angin timuran ini bertepatan dengan arus balik Idul Fitri, jadi kami mengimbau pemudik untuk berhati-hati," jelas Bayu saat ditemui di Kementerian Perhubungan, Rabu (20/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, BMKG memperingatkan agar masyarakat mewaspadai potensi gelombang tinggi di sejumlah perairan Indonesia. Gelombang tinggi akibat angin berkecepatan 46 kilometer per jam ini diperkirakan bertahan hingga 26 Juni mendatang.
Penjaga Posko Harian BMKG di Posko Mudik Kementerian Perhubungan Bayu Umbaran mengatakan gelombang angin angin muson timur ini menyebabkan gelombang yang cukup tinggi. Berbeda dengan angin muson barat yang menciptakan gelombang relatif lebih jinak.
Angin timuran sendiri membawa udara kering yang menyebabkan musim kemarau. Sebaliknya angin muson barat yang menyebabkan musim hujan.
Beberapa perairan perlu lebih waspadaAdapun jalur penyeberangan yang patut diwaspadai mengalami gelombang tinggi adalah Sabang-Banda Aceh dan Gresik-Pulau Bawean dengan tinggi gelombang 2 hingga 2,5 meter. Namun, di sisi lain, penyeberangan utama seperti Merak-Bakaheuni dan Ketapang Gilimanuk masih relatif lebih aman dengan tinggi gelombang 0,25 meter hingga 0,75 meter.
Selain itu, angin timuran ini diperkirakan menyebabkan gelombang di Laut Jawa bagian timur, Selat Makassar bagian selatan, Laut Banda, Laut Arafuru, dan beberapa perairan yang berhadapan dengan laut lepas, seperti perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur.
Namun, angin timuran ini tidak menyebabkan gelombang di perairan daratan, sehingga angkutan danau dan sungai harusnya bisa tetap aman. "Kalau untuk perairan darat, bukan angin timuran, tapi korelasinya adalah cuaca buruk sehingga menimbulkan angin kencang dan gelombang tinggi," lanjutnya.
Gelombang yang bisa capai 4 meter ini sebenarnya sudah dianggap cukup tinggi. Namun, pelaku usaha pelayaran laut tentu bisa mengantisipasinya dengan spesifikasi kapal yang lebih kuat. Semakin kecil ukuran kapal, maka potensi tersapu gelombang tentu lebih besar.
Untuk hari ini, BMKG meramal kondisi perairan Indonesia cerah berawan. Namun, hujan ringan hingga sedang terjadi di wilayah perairan utara Aceh, barat Aceh, Pontianak, perairan selatan Kalimantan Tengah, Laut Jawa bagian timur, Selat Makassar bagian selatan, perairan Bau-bau, perairan utara Gorontalo, Laut Maluku bagian utara, Perairan Kepulauan Aru, dan Teluk Cendrawasih.
Sedangkan hujan lebat disertai petir terjadi di wilayah Selat Malaka, perairan utara dan barat Aceh, laut Jawa, Selat Makassar, Teluk Bone bagian selatan, Perairan Bau-bau, Kepulauan Wakatobi, Teluk Tolo, Teluk Tomini, Perairan Kepulauan Kei - Kepualuan Aru, Perairan Yos Sudarso - Merauke, dan Laut Arafuru.
"Namun, dalam kondisi saat ini masyarakat diimbau tetap siaga," tandasnya.
(eks)