Jakarta, CNN Indonesia -- Rumor beredar bahwa
Google menyiapkan layanan streaming yang diberi kode nama Yeti. Yeti akan menyediakan layanan
streaming game dan konsol tersendiri.
Konsol yang akan dikeluarkan Google ini tidak membutuhkan perangkat keras berperforma tinggi. Layanan
streaming game Yeti ini akan memperingan kerja grafis ke perangkat
cloud mereka.
Sehingga, komputer yang performanya biasa saja pun tetap bisa memainkan game highend. Selama ini, penggila game membutuhkan komputer dengan performa tinggi atau konsol untuk bisa memainkan game highend dengan mulus.
Komputer semacam ini tentu tak bisa ditebus dengan harga murah. Diperkirakan konsol ini bisa dimainkan di perangkat Chromecast dengan pembaruan
software.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah seorang yang berkaitan langsung dengan proyek ini menyebut, "bayangkan bermain The Witcher 3 lewat tab di Google Chrome," seperti dikutip
Android Police.
akan masuk ke layanan streaming game. Selain itu, Google juga kabarnya akan mengeluarkan perangkat
hardware sendiri yang akan mendukung layanan
streaming game tersebut.
Google juga disebut akan menggaet para pengembang game untuk mengembangkan
gamer mereka di platform tersebut. Langkah ini dilakukan dengan rekrutmen masif atau lewat akuisisi besar-besaran.
Hal ini dilontarkan oleh lima sumber
Kotaku yang mendengar langsung rencana Google juga dari mereka yang mendengar dari sumber kedua.
Pada pertemuan E3 di Los Angeles, sumber menyebut kalau Google ternyata tidak hanya merayu para pengembang game untuk menggunakan platform Yeti mereka, tapi membeli studio tersebut seluruhnya. Google masih belum memberi komentar terkait hal ini.
Langkah Google untuk masuk ke industri game ini patut diwaspadai Sony dengan PlayStation miliknya dan Xbox milik Microsoft. Meski demikian masih belum banyak detil yang bisa diungkap terkait rencana Google tersebut.
Belum ada kabar kapan Google akan mengumumkan inisiatif ini, namun biasanya mengadakan acara terkait pengumuman
hardware pada Oktober mendatang.
Google telah mengeksplorasi inisiatif gim video selama hampir 10 tahun. Pada 2014, Google berencana menelurkan konsol berbasis Android, namun hal tersebut tidak juga terealisasi.
Pada 2016, studio game yang diinkubasi Google, Niantic berhasil menuai popularitas dengan game Pokemon Go. Google juga punya sejarah panjang untuk mempekerjakan pengembang game untuk proyek-proyek yang belum berhasil di komersilkan.
(eks/eks/eks)