Amerika Serikat akan Mencabut Larangan Bisnis terhadap ZTE

Reuters | CNN Indonesia
Sabtu, 14 Jul 2018 18:42 WIB
ZTE sempat dilarang untuk berdagang dengan produsen komponen AS karena melanggar embargo perdagangan antara AS dan Iran.
Ilustrasi ZTE (Foto: REUTERS/Barry Huang)
Jakarta, CNN Indonesia -- Departemen Perdagangan Amerika Serikat mencabut larangan bisnis terhadap merk ponsel asal China, ZTE. Keputusan tersebut membuat ZTE harus mencadangkan dana sebesar US$400 juta (sekitar Rp5,75 triliun) dalam rekening escrow, dan sebagai gantinya ZTE akan menerima pemberitahuan pencabutan larangan dari pemerintah AS.

ZTE sempat dilarang untuk berdagang dengan produsen komponen AS karena melanggar embargo perdagangan antara AS dan Iran.

Perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di China itu mengimpor antena frekuensi tinggi dengan chip AS di dalamnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AS menemukan bahwa ZTE dengan sengaja mengabaikan embargo dan melanjutkan kesepakatan dengan Iran.



Menanggapi hal tersebut, seorang senator dari parti Republic Marco Rubio, melontarkan kritik yang cukup keras.

"ZTE seharusnya tidak diberi keringanan. Tidak ada toleransi bagi pemerintah China untuk hal seperti ini, karena mereka bisa mencuri dan memata-matai pergerakan Amerika," ujar Marco, seprti yang dikutip dari Reuters, Sabtu (14/7).

Bisnis ZTE di AS sempat 'nyaris' dilumpuhkan pemerintah Amerika Serikat setelah diberlakukan larangan membeli komponen teknologi negeri paman sam selama tujuh tahun.

Sebelumnya, ZTE mengumumkan berhentinya seorang pejabat senior perusahaan. Namun Reuters menyebut ada tujuh orang yang diberhentikan, termasuk tiga wakil presiden perusahaan yakni Wang Keyou, Xie Jiepeng, dan Ma Jie.


Ketiga orang tersebut bertanggung jawab untuk urusan legal, keuangan, dan rantai pasok. Meski demikian, masih belum dapat dipastikan apakah berhentinya pejabat senior ini merupakan bagian dari perjanjian dengan AS.

ZTE telah berjanji kepada Amerika Serikat untuk merombak manajemen perusahaan dalam waktu 30 hari. Perjanjian yang diteken pada Juni 2018 itu merupakan upaya ZTE untuk bisa kembali beroperasi dan menjalin bisnis dengan penuh di AS. (agr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER