Jakarta, CNN Indonesia --
Tsunami adalah bencana alam besar yang pernah menggemparkan Indonesia pada akhir tahun 2004, ketika ujung barat Indonesia, Aceh dihantam gelombang laut yang memakan ratusan ribu korban jiwa.
Kata tsunami sendiri berasal dari bahasa Jepang "tsu" yang berarti pelabuhan dan "nami" yang berarti gelombang. Secara ilmiah, tsunami adalah gelombang ari laut yang tinggi dan cepat, yang disebabkan oleh pergerakan tiba-tiba di dasar laut.
Masyarakat tentu cemas ketika kemarin Badan Meteorologi dan Geofisika (
BMKG) menyatakan bahwa gempa di Lombok berpotensi tsunami.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi BMKG sempat mengeluarkan peringatan potensi tsunami pada gempa bumi berkekuatan 7 skala Richter yang mengguncang pulau Lombok pada Minggu petang (5/8).Meki demikian, tak sampai dua jam kemudian, BMKG mencabut peringatan tsunami tersebut.
Gempa yang sebabkan tsunami
Namun, tak semua gempa mengakibatkan terjadinya tsunami. Faktor pertama yang paling sering terjadi dan merupakan penyebab dari 90 persen bencana tsunami adalah gempa bumi yang terjadi di bawah laut.
Gempa bumi di bawah laut terjadi karena tubrukan lempeng-lempeng tektonik. Tubrukan itu mengakibatkan pergerakan dasar laut dan mengganggu keseimbangan air yang berada di atasnya.
Meski demikian bukan tak mungkin gempa yang terjadi di darat memicu terjadinya tsunami. Sebab, jika patahan gempa bumi yang terjadi di darat memanjang hingga masuk ke lempengan yang berada di laut, maka hal ini juga akan memicu tsunami.
Tapi ada syarat lain yang harus dipenuhi untuk terjadinya tsunami. Sebab, tidak semua gempa bumi bawah laut berpotensi menimbulkan tsunami. Misalnya, gempa bumi bawah laut yang pusat gempanya lebih dari 30 kilometer di bawah permukaan air biasanya tidak berpotensi tsunami.
Sebaliknya, apabila pusat gempa berada dekat dengan permukaan air laut, berada pada jarak 0 hingga 30 kilometer di bawah permukaan laut, maka tsunami mungkin terjadi.
Selain itu, gempa yang memicu tsunami biasanya berkekuatan di atas 6,5 skala Richter dan memiliki pola pergerakan (sesar) naik turun.
Faktor penyebab tsunami lainnyaSelain gempa bumi bawah laut, terdapat beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya tsunami, yaitu letusan gunung api di bawah laut, longsor di bawah laut, atau hantaman benda langit yang jatuh ke bumi dan mendarat di laut seperti misalnya meteor.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PMVBG), Kasbani menjelaskan, gempa tektonik bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu tabrakan lempeng tektonik atau aktivitas sesar. Aktivitas sesar sendiri juga sebenarnya merupakan dampak tidak langsung dari tabrakan lempeng.
Terkait dengan gempa yang terjadi di Lombok dan sekitarnya pada Minggu (5/8). BMKG mengungkap bahwa pusat gempa bumi dangkal dan diakibatkan oleh aktivitas Sesar Naik Belakang Busur Lempeng Flores (Flores
Back Arc Thrust).
Gempa terjadi dibangkitkan adanya deformasi batuan dengan mekanisme pergerakkan Patahan Naik (
thrust fault).
(eks)