'Si Nakal' yang Melayang Bebas Tanpa Orbit di Angkasa

RBC | CNN Indonesia
Minggu, 19 Agu 2018 09:53 WIB
Peneliti menemukan objek ruang angkasa yang berumur 200 juta tahun di luar tata surya bumi.
Ilustrasi. (Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah objek ruang angkasa berumur 200 juta tahun di luar tata surya bumi. Objek yang kerap disebut "si nakal" oleh para peneliti ini memancarkan kilau aurora dan bergerak sendirian di antariksa, tanpa bintang induk seperti matahari.

Objek bernama SIMP J01365663+0933473 ini memiliki massa sebesar kira-kira 12,7 kali planet Jupiter dan medan magnet yang lebih dari 200 kali lebih kuat daripada planet terbesar di tata surya kita tersebut.

Temperaturnya mencapai lebih dari 1.500 derajat Fahrenheit. Sebuah studi yang dipublikasikan di Astrophysical Journal Supplement Series menjelaskan bahwa ini adalah penemuan dan pengukuran medan magnet pertama yang dilakukan dengan deteksi radio-teleskop terhadap sebuah objek di luar tata surya kita.
Para ahli astronomi menemukan "si nakal" menggunakan observatorium astronomi radio Karl G. Jansky Very Large Array di New Mexico milik National Science Foundation. Temuan ini dianggap unik karena objek tersebut dapat merupakan sebuah planet berukuran 'kurcaci'.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kurcaci biasanya dianggap terlalu besar untuk menjadi sebuah planet, tetapi tidak cukup besar untuk memungkinkan terjadinya proses reaksi nuklir hidrogen yang memberi tenaga pada bintang-bintang.

"Objek ini tepat berada di antara sebuah planet dan sebuah katai cokelat, atau sebuah bintang gagal. Temuan ini memberi kami sejumlah kejutan, dan memungkinkan kami untuk mengerti lebih jauh tentang proses magnet pada bintang maupun pada planet," ujar penulis dari studi tersebut, Melodie Kao, seperti dilansir dari CNN.

Ketika "si nakal" ditemukan pada tahun 2016 lalu bersamaan dengan penemuan empat katai cokelat lainnya, para peneliti yakin bahwa ia berumur jauh lebih tua dan berukuran lebih besar. Tahun lalu, sekelompok peneliti independen mengetahui bahwa sebenarnya ia merupakan bagian dari sekelompok bintang, dan berukuran lebih kecil dari yang lainnya.
Setelah itu, mereka dapat menentukan massa dari objek tersebut dan menyebut bahwa ia bisa saja merupakan planet yang melayang bebas tanpa orbit.

Hasil penemuan tersebut memudahkan Kao dan rekan-rekannya menentukan kekuatan medan magnet objek tersebut. Medan magnet yang kuat itu jugalah yang memproduksi aurora yang dipancarkan oleh "si nakal." (age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER