Jakarta, CNN Indonesia --
Toyota Motor Corp melakukan investasi sebesar US$500 juta atau sekitar Rp7,3 triliun untuk
Uber. Kedua perusahaan ini akan mengembangan mobil
self-driving. Dilansir dari
Reuters, keduaanya akan bersama untuk mengejar persaingan dalam bisnis
mobil otonom.
Toyota, salah satu pembuat mobil terbesar di dunia, dan Uber Technologies Inc, layanan
ride-hailing, secara luas dilihat ketinggalan kompetisi dalam mengembangkan mobil
self-driving. Kemitraan ini memperdalam hubungan yang ada dan mencerminkan strategi Chief Executive Dara Khosrowshahi tentang Uber yang mengembangkan kendaraan otonom melalui kemitraan, bukan dengan sendirinya.
Kesepakatan itu juga menghembuskan kehidupan baru ke dalam bisnis self-driving Uber. Pasalnya, beberapa bulan lalu SUV Uber yang mengemudi sendiri membunuh pejalan kaki di Tempe, Arizona. Uber telah mengeluarkan mobil robotnya dari jalan, memberhentikan ratusan pengemudi uji coba dan menutup operasi di Arizona, pusat pengujian otonomnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nilai investasi Uber saat itu mencapai US$72 miliar, cocok dengan investasi yang diterima Uber dalam kesepakatan dengan unit
self-driving Waymo tahun ini.
Uber akan menggabungkan sistem penggerak otonomnya dengan teknologi Toyota Guardian, yang menawarkan fitur keamanan otomatis seperti menjaga lane tetapi tidak memungkinkan kendaraan untuk berkendara sepenuhnya secara otonom. Teknologi gabungan akan dibangun ke minivan Sienna milik Toyota, untuk dikerahkan pada jaringan Uber mulai 2021.
Tujuan perusahaan adalah untuk memecahkan masalah yang sangat menantang tentang cara memproduksi mobil yang bisa mengemudikan sendiri untuk armada bersama. Jeff Miller, Kepala Pengembangan Bisnis Uber memiliki inisiatif strategis dan mengatakan kemitraan kedua perusahaan ini baik.
"Kemitraan ini benar-benar melukiskan gambaran bagaimana kami membayangkan penyebaran teknologi otonom dalam jangka panjang," ujarnya dikutip dari Reuters.
Itu termasuk lisensi teknologi otonom untuk produsen mobil dan meminta pihak ketiga untuk memiliki dan memelihara armada.
Pihak ketiga yang akan mengoperasikan armada otonom Toyota belum dipilih, kata Miller.
Toyota kurang agresif dibandingkan beberapa saingan yang bergerak ke arah mengemudi otonom sepenuhnya. Tetapi perusahaan telah berinvestasi dalam penelitian dan mengatakan berencana untuk mulai menguji mobil listrik self-driving sekitar 2020.
Uber telah mengakui teknologi yang tertinggal Waymo, dan kecelakaan di Arizona adalah kemunduran lebih lanjut dalam pengembangan dan pengujian. Kemitraan Toyota memberi tekanan pada Uber untuk melanjutkan pengujian di jalan umum, tetapi perusahaan telah melawan regulator dan politisi dengan masalah keamanan. Miller mengatakan Uber berencana untuk memiliki mobil otonom kembali di jalan umum pada akhir tahun ini.
Khosrowshahi, yang mengambil alih Uber setahun yang lalu, baru-baru ini mengeksplorasi opsi yang mencakup lebih banyak kemitraan serta penjualan potensial dari bisnis self-driving.
(age)