Singapura, CNN Indonesia -- CEO dan pendiri
Grab Anthony Tan menanggapi aksi akuisisi bisnis
Uber di Asia Tenggara yang turut menyita perhatian pemerintah dan regulator.
"Kami saat ini bekerja sama dengan pemerintah. Pengadilan tinggi pun telah memahami konsep investasi startup dan pro terhadap inovasi," ungkap Tan kepada media di Singapura, Selasa (11/7).
Pemerintah Singapura, Vietnam, Malaysia, dan Filipina diketahui melakukan investigasi akuisisi bisnis kedua perusahaan
ride-hailing tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tan menyebut saat ini pihak pemerintah dan pengadilan telah memberikan dukungan dan izin terkait akuisisi bisnis internet mobile.
"Saat ini pun sudah ada demokrasi internet. Kami pun akan sejalan dengan pemerintah," ucapnya.
Sebelumnya, komisi anti persaingan Singapura mengajukan denda atas akuisisi bisnis Uber oleh Grab. Pasalnya, mereger bisnis tersebut dianggap telah mengurangi persaingan bisnis yang berpotensi tindak monopoli.
Komisi Konsumen dan Persaingan Usaha Singapura pun memperingatkan pengajuan denda tersebut memungkinkan perusahaan untuk membatalkan aksi merger.
Sementara Kementerian Perdagangan Vietnam tengah mempertimbangkan rencana untuk melakukan penyelidikan lantaran merger bisnis dianggap melanggar undang-undang persaingan usaha.
Akhir Maret lalu Uber mengumumkan secara resmi menjual operasional bisnisnya di Asia Tenggara ke tangan pesainganya, Grab. Atas kesepatakantersebut Uber mengantongi saham Grab sebesar 30 persen.
(age/evn)