Jakarta, CNN Indonesia --
Samsung membuat seri Galaxy A menyasar segmen menengah ke atas yang mengedepankan tampilan simpel namun manufaktur dan material tinggi. Hal itu tercermin dari kemunculan Galaxy A6+.
Fitur kamera dan daya tahan baterai jadi daya pikat utama ponsel ini. Kali ini,
CNNIndonesia.com mendapat kesempatan mengulas apa saja yang bisa diharapkan pengguna dari ponsel seharga Rp4,9 juta ini.
Desain premium
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesan serupa ponsel premium akan terasa saat pertama kali melihat ponsel ini. Samsung Galaxy A6+ menggunakan material logam dalam desain unibody dengan opsi warna hitam atau biru.
Galaxy A6+ mengusung desain bezeless atau Samsung menamakannya Infinity Display dengan rasio 18,5:9. Meski demikian, jangan harap ada bagian layar lengkung layaknya yang diusung ponsel flagship seri S dan Note.
 Bagian depan ponsel. (Foto: CNN Indonesia/Bisma Septalisma) |
Layar ponsel ini memiliki lebar 6 inci ini didukung layar Super AMOLED beresolusi 1.080 x 2.220 piksel. Tak diungkiri teknologi Super AMOLED membuat kaya warna dan terlihat cerah, sekalipun dipakai di luar ruangan.
Terdapat ruang untuk menempatkan sebuah speaker, kamera 24 MP dan sebuah LED flash di bagian atas layar. Di sisi bawah layar, tombol 'home', 'recent app' dan 'back' dibuat dengan tampilan virtual menyatu dengan layar. Sebelumnya desain serupa sudah diterapkan pada Galaxy A8+ yang dirilis awal 2018 lalu.
Pun tak ada opsi menu untuk menjelajah aplikasi yang terpasang pada ponsel. Anda bisa mendorong bagian bawah atau menarik bagian atas layar untuk melihat susunan menu aplikasi.
Di bagian belakang terlihat logam dengan motif dove menyelimuti Galaxy A6+. Meski terasa pas saat digenggaman, terasa licin dan noda jejak sidik jari dengan mudah tertinggl di bagian bodi. Terlebih Samsung tak menyertakan casing plastik dalam kemasan penjualan.
 Bagian samping ponsel. (Foto: CNN Indonesia/Bisma Septalisma) |
Dua buah lensa kamera dan sebuah sensor sidi jari tersusun memanjang tepat di bagian tengah bodi belakang. Sementara LED flash berada di samping kamera dan dua buah antena masing-masing di bagian atas dan bawah.
Beralih ke sisi kanan terdapat tombol daya untuk mengunci dan menyalakan ponsel serta speaker berteknologi Dolby Atmos. Di sisi kiri terbagi dua bagian, sisi atas terdapat tombol volume, sementara bagian bawah tersedia slot kartu SIM dan 'laci' penyimpanan micro SD yang mampu menampung hingga 400 GB.
Samsung mengklaim speaker Dolby Atmos bisa memaksimalkan keluaran suara saat menancapkan earphone. Hal itu memang sulit dipungkiri, bahkan ketika menggunakan earphone merek lain.
Namun, keberadaan speaker di sisi kanan bodi ponsel justru merepotkan dan menghalau keluaran suara ketika menggunakan ponsel dalam mode lanskap seperti untuk bermain gim atau streaming film.
Jack audio 3,5 mm dan sebuah port USB micro terdapat di bagian bawah.
Bukan hanya ponsel flagship seri S, fitur kamera ganda juga disematkan pada Galaxy A6+ yang notabene menyasar kelas menengah. Kedua kamera di bagian belakang dibekali resolusi 16 MP dan 5 MP untuk efek bokeh.
Sementara di bagian depan, A6+ punya resolusi 24 MP, f/1.9, 27mm. Fitur Live Focus dan AR sticker yang sebelumnya baru tersedia untuk seri S, kini juga melengkapi kamera depan dan belakang Galaxy A6+.
Pabrikan asal Korea Selatan ini menyediakan fitur pengaturan Pro, meski hanya bisa mengubah ISO,
white balance, dan
exposure compensation.
![[EMB] Samsung Galaxy A6+](https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2018/09/05/eb7ce243-5a9b-4392-ae81-bbfa0cb99a9f_169.jpeg?w=620) Hasil foto kamera belakang Galaxy A6+ saat fajar. (Foto: CNN Indonesia/Ervina Anggraini) |
Samsung tidak serta merta memboyong semua fitur dan pengaturan milik ponsel flagship ke seri A terbarunya ini. Salah satu kemudahan yang diadposi dari seri S yakni beralih dari kamera depan ke belakang, dan sebaliknya cukup dengan menarik layar ke atas dan bawah.
Kinerja kamera tak perlu diragukan. Kamera bisa dengan cepat cokus mengunci objek yang hendak dibidik. Hanya saja, penggunaan material logam membuat tangan cepat lelah saat merekam video berdurasi panjang atau terlalu banyak mengabadikan foto.
Nilai minus ini bisa ditambal dengan hasil jepretan yang memuaskan. Dalam kondisi terang, baik di luar maupun dalam ruangan, komposisi warna yang dihasikan terhitung akurat.
![[EMB] Samsung Galaxy A6+](https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2018/09/05/35a30fe2-06d5-4023-b096-11bdda4acc98_169.jpeg?w=620) Hasil foto kamera dengan menggunakan fitur Live Focus. (Foto: CNN Indonesia/Ervina Anggraini) |
Sementara saat minim cahaya, hasil foto terhitung di atas rata-rata ponsel dengan kisaran harga yang sama. Bukaan lensa f/1.7 tak dipungkiri membantu menyerap cahaya lebih banyak sehingga gambar tetap terlihat terang dan minim noise. Ponsel ini juga dibekali mode HDR (rich tone) untuk membantuk menangkap lebih banyak detail pada objek foto.
Kamera Galaxy A6+ dilengkapi fitur Live Focus untuk menghadirkan efek bokeh. Pengguna bisa mengatur seberapa besar efek blur yang ingin dihasilkan dengan fitur ini.
Seperti pada fitur serupa di ponsel apa pun, pengguna diminta berdiri dari jarak tiga hingga lima kaki dari objek foto untuk mendapatkan efek blur yang sempurna. Saat kamera sudah siap menghasilkan foto, akan ada notifikasi di layar ponsel yang menyatakan bahwa kamera sudah mengunci objek.
![[EMB] Samsung Galaxy A6+](https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2018/09/05/1203c5ab-1c07-44ef-83a2-04ec772a4f4f_169.jpeg?w=620) Hasil foto kamera saat cuaca mendung. (Foto: CNN Indonesia/Ervina Anggraini) |
Saat
CNNIndonesia.com menggunakan fitur ini, kamera tetap bisa mengunci objek untuk menghasilkan foto bokeh meskipun dalam kondisi sedang bergerak. Sebaliknya, saat menjajal di tempat minim cahaya, kamera akan menginformasikan jika tempat terlalu gelap sehinga efek bokeh tak bisa maksimal.
Meski terkesan rapih, efek bokeh masih terasa sedikit berantakan terutama di bagian pinggir foto. Selain di kamera belakang, fitur Live Focus juga bisa dipakai saat berswafoto.
![[EMB] Samsung Galaxy A6+](https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2018/09/05/eb95598d-7192-41cc-8e94-d28963baec11_169.jpeg?w=620) Haisl foto kamera depan. (Foto: CNN Indonesia/Ervina Anggraini) |
Kamera depan 24 megapiksel bisa jadi penawar bagi pecinta berfoto selfie. Saat menggunakan kamera depan untuk berfoto bersama, Samsung menyediakan fitur wide selfie agar penggunanya bisa berfoto dengan lebih banyak orang.
Bixby VisionSatu yang menarik dari seri A yang jadi pembeda dengan generasi sebelumnya. Fitur Bixby Vision sebelumnya hanya ada di ponsel flagship besutan Samsung yang kemudian juga diboyong untuk galaxy A6+.
Untuk menggunakannya, pengguna hanya perlu membuka kamera lalu cari 'Bixby Vision' yang berada di kiri bawah layar. Sebelum mulai menggunakan, pastikan Anda sudah masuk ke akun Samsung.
 Bixby Vision. (Foto: CNN Indonesia/Ervina Anggraini) |
Nantinya akan ada sejumlah pilihan untuk menelusuri beragam informasi dengan Bixby. Mulai dari memindai barcode, mengenali gambar yang terhubung dengan koleksi Pinterest, tag lokasi, dan menerjemahkan naskah bahasa asing yang tak bisa dipahami pengguna.
Fitur ini bisa membantu saat Anda sedang berlibur. Menerjemahkan naskah hingga mencari penjelasan tentang ikon kota tertentu bisa memudahkan perjalanan liburan. Namun pastikan koneksi internet memadai untuk mempercepat hasil pencarian yang relevan.
Bicara performa, tak ada yang impresif dari Galaxy A6+. Samsung mengawinkan prosesor Qualcomm Snapdragon 450 dengan clocking 1,8GHz yang terhitung 'ketinggalan zaman' untuk ponsel seharga Rp4,1 juta.
Meski demikian, kekecewaan terhadap harga yang terlewat tinggi masih bisa ditutupi dengan sistem 'tambal sulam' khas Samsung. Tampilan antarmuka khas seri S membuat suksesor seri A bisa beralih dari satu aplikasi ke aplikasi lain, atau membuka beberapa aplikasi sekaligus tanpa merasa 'kedodoran'.
Sulit dipungkiri performa Galaxy A6+ memang tak bisa dikatakan impresif, namun terhitung lebih efisien.
Saat CNNIndonesia.com menjajal streaming video secara simultan selama satu jam, ponsel sesekali masih mampu dipakai untuk membuka aplikasi lain atau sekedar mengecek notifikasi masuk tanpa ada lag berarti. Tak hanya itu, meski menggunakan material logam namun bagian belakang ponsel tak membuatnya terasa panas. Hanya sedikit berat jika dipegang cukup lama.
Untuk urusan dapur, tak lengkap jika tak mempersoalkan kinerja baterai. Bekal baterai berkapasitas 3.500 mAh membuat pengguna mempunyai cukup belal untuk digunakan selama seharian.
Dalam kondisi baterai terisi penuh, CNNIndonesia.com menjajalnya sebagai pemancar sinyal internet untuk perangkat lainnya. Dengan kondisi ponsel sebagai sumber hotspot bagi dua perangkat, baterai Galaxy A6+ hanya berkurang kurang dari 40 persen setelah dipakai selama tiga jam dalam kondisi sinyal 4G/ LTE stabil di kecepatan unduh 16,5 Mbps dan unggah 28,5 Mbps dengan latensi 20 milidetik.
Bahkan setelah digunakan seharian penuh untuk tethering, streaming, dan berfoto, baterai ponsel masih tersisa sekitar 15-20 persen di penghujung hari. Dengan kata lain, pengguna tak perlu selalu membawa power bank atau kabel untuk sesekali mengisi baterai yang telah 'lelah' dibebani beragam tugas.
Hanya saja, pengguna harus bersabar untuk bisa mengisi kembali baterai ke kondisi penuh. Pasalnya, butuh waktu sekitar tiga jam untuk mengisi baterai yang terkuras habis hingga bisa terisi 100 persen.
Kesimpulan
Sebagai 'penyambung lidah' pengguna ponsel segmen murah yang ingin naik kelas, Galaxy A6+ layak masuk dalam daftar antrian. Meskipun prosesor yang dipakai terhitung lawas dengan harga jual terlalu tinggi, namun kehadiran fitur lain membuatnya bisa dimaafkan.
Kinerja baterai dan kemampuan fitur Bixby vision (tergantung koneksi internet)membuat Galaxy A6+ seakan tak memiliki pesaing di kelasnya. Hasil kamera juga bisa diandalkan, terlebih bagi penyuka bokeh dan low light.
Hanya saja, kemampuan isi ulang baterai terhitung sangat lamban - meski sudah menggunakan kabel dan konektor bawaan tetap butuh waktu lama.
Spesifikasi
Sistem operasi: Android 8.0 (Oreo)
Cipset: Qualcomm SDM450 Snapdragon 450
Prosesor: Octa-core 1,8 GHz Cortex-A53
Memori: RAM 3/ 4 GB, internal 64 GB, slot micro SD hingga 128 GB
Kamera: Depan 24 MP, f/1.9, 27mm dan belakang dual: 16 MP, (f/1.7, 26mm, PDAF), 5 MP, f/1.9, depth sensor, LED flash, panorama, HD,
Dimensi: 160,2 x 75,7 x 7,9 mm
Bobot: 186 gram
Harga: Rp4,1 juta