Jakarta, CNN Indonesia -- Distributor ponsel PT Erajaya Swasembada mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS selama beberapa pekan terakhir masih belum memberikan dampak signifikan terhadap bisnis perusahaan.
Director of Marketing and Communications PT Erajaya Swasembada, Djatmiko Wardoyo mengklaim hingga saat ini pihaknya belum menaikkan harga ponsel akibat pelemahan rupiah. Kondisi ini lantaran fluktuasi nilai tukar sebagai hal yang biasa terjadi.
"Fenomena fluktuasi rupiah bukan hari ini saja, melainkan sudah berkali-kali terjadi. Ada naiknya, nanti turun lagi, lalu stabil, lalu turun naik lagi, jadi ini bukan hal yang baru yang akan serta-merta membuat harga ponsel menjadi naik," katanya saat dihubungi
CNNIndonesia.com lewat sambungan telepon, Jumat (14/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang kerap disapa Koko ini menjelaskan, sebelum memutuskan untuk mengkatrol harga jual, pihaknya harus mempertimbangkan beberapa hal. Salah satu yang menjadi pertimbangan Erajaya menurutnya melihat apakah fluktuasi nilai tukar yang tengah terjadi akan menciptakan titik keseimbangan yang baru.
Jika ada titik kestabilan rupiah yang terjadi akibat pelemahan rupiah, Koko mengatakan pihaknya baru mengkaji apakah perlu menaikkan harga ponsel pintar.
Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa saat ini sebagian besar ponsel pintar yang didistribusikan oleh Erajaya adalah produk dalam negeri. Dengan kata lain, sebagian besar transaksi bahkan tak terpengaruh lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.
"Kalau soal rupiah terhadap dolar kan pengaruhnya terhadap barang impor. Sedangkan, saat ini sebagian besar produk kami belinya di dalam negeri, jadi basisnya sudah rupiah," ungkapnya.
Ia mengaku, hingga saat ini memang masih ada sejumlah merek yang produk-produknya masih harus diimpor dari luar negeri, tetapi jumlahnya tidak banyak. Meski demikian, Koko enggan menyebut merek-merek yang dimaksud.
Menyoal tren pertumbuhan pasar ponsel pintar di Indonesia, Koko belum dapat memastikan apakah pelemahan nilai tukar rupiah ini juga akan turut membuat pertumbuhan pasar menurun. Namun, ia berharap hal ini tidak akan berdampak buruk terhadap penjualan smartphone di Indonesia.
"Kita sambil mencermati perkembangannya nanti, tapi mudah-mudahan trennya tetap positif," tuturnya.
(evn)