Jakarta, CNN Indonesia -- Pembajakan talenta di industri
telekomunikasi marak terjadi. Director & Chief Human Resources Officer
Indosat Irsyad Sahroni mengungkapkan pembajakan ini sering terjadi dengan menawarkan gaji besar yang bisa menarik perhatian talenta.
Menurutnya pembajakan talenta di industri Telekomunikasi memang sering terjadi. Perusahaan yang menawarkan gaji besar bisa menarik perhatian talenta.
"
Employee turn over (keluar-masuk karyawan) bisa 4 persen hingga 5 persen. Sementara top
talent resign jumlah jauh lebih besar dari angka tersebut. Ini yang perlu kami balik agar menjadi lebih rendah," ujar Irsyad.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Irsyad meyakini apabila Indosat bisa melakukan strategi ini dengan tepat, maka seluruh rencana bisnis Indosat bisa berjalan ke depan.
Sementara itu, Irsyad menegaskan transformasi bisnis tidak membutuhkan pemecatan karyawan.
"Selama jelas parameter dan
performancenya maka tidak akan masalah," paparnya.
Pengaturan sumber daya manusia menjadi salah satu fokus yang akan dilakukan dalam era kepemimpinan Chris Kanter. Beberapa program akan dilaksanakan dalam internal perusahaan seperti strategi
reward.
Irsyad mengungkapkan strategi ini untuk mengatasi
turn over karyawan di Indosat. Dia menilai jangan sampai Indosat hanya melahirkan talenta saja tapi tidak bisa mempertahankan talenta tersebut.
"Pengalaman pembelajaran bagian dari reward kami. Memang kami ingin jadi yang kompetitif tapi kami tidak ingin jadi paling tinggi gaji. Kami memberikan gaji dengan benar," kata Irsyad.
Pengamat Ragukan Angka Turn Over IndosatMenanggapi turn over karyawan, pengamat Human Resources dari startup Sleekr Suwandi Soh meragukan angka rasio keluar masuk karyawan Indosat.
"Turnover 4 persen di sektor swasta apalagi
high tech, considered excellent. Tapi saya tidak yakin empat persen di Indonesia angkanya terlalu bagus. Antara cara hitungnya beda atau maksudnya berbeda," ujar Suwandi.
Pasalnya perusahaan telekomunikasi asal Singapura Singtel pada tahun 2018 mengalami turn over sebesar 18,1 persen.
"Angka sekitar 10 persen
annual turnover itu normal. Singtel segitu (18,1 persen). Industri sama (dengan Indosat)," kata Suwandi
(jnp)