Jakarta, CNN Indonesia --
International Data Corporation (IDC) Worldwide Quarterly Wearable Device Tracker belum lama ini merilis laporan mereka terhadap jumlah pengiriman unit
wearable di kuartal tiga 2018. Kali ini, pengiriman wearable
Xiaomi berhasil menyalip kompetitor ketatnya,
Apple. Selama tiga bulan sebelum 30 September 2018, pengiriman unit wearable global mencapai 32 juta unit atau naik 21,7 persen jika dibandingkan 26,3 juta unit yang terjual selama Q3 2017. Kenaikan ini sebagian besar disumbang oleh Xiaomi dan Apple meski keduanya memiliki segmen pasar yang sama sekali berbeda.
"Xiaomi meraih posisi teratas selama kuartal ini berkat keberhasilan Mi Band 3 dan ekspansi signifikan di luar negara asal mereka, China. Meskipun biasanya China menyumbang lebih dari 80 persen volume pengiriman Xiaomi, di kuartal pangsanya turun menjadi 61 persen karena perusahaan berhasil meningkatkan kehadirannya di pasar lain seperti India, Eropa, dan Timur Tengah dan Afrika," demikian terang IDC dalam keterangan tertulis di situsnya pada Selasa (4/12).
Sementara itu, Apple berhasil meluncurkan Series 4 Watch. Jam tangan ini menjadi yang pertama yang disetujui untuk penggunaan medis, menjelang akhir kuartal ketiga.
Desain dan ukuran baru bersama dilengkapi versi terbaru OS Watch membuatnya disambut baik oleh pasar. Kendati demikian, perubahan itu hanya menyumbang kurang dari 20 persen dari semua pengiriman Apple Watch. Harga yang berkurang pada Seri 3 masih ramah menyumbang sebagian besar pengiriman Apple selama kuartal ini.
Menyusul posisi keduanya, Fitbit mengukuhkan posisi tempat ketiga dengan penjualan Versa yang kuat. Huawei juga mengikuti di deret berikutnya berkat beberapa pembaruan untuk seri Huawei Watch.
Vendor asal China itu berhasil mempertahankan keunggulannya di atas Samsung yang masih sangat bergantung pada Gear S3 yang usianya sudah lebih tua di pasar.
Kebangkitan pasar wearable di Asia Pasifik
IDC menilai bahwa kenaikan pengapalan hingga 32 juta unit wearable tak lepas dari hadirnya produk-produk baru dari Fitbit, Garmin, dan Huawei. Namun, alasan lainnya adalah karena pertumbuhan permintaan di Asia Pasifik yang mencapai 21,4 persen dibanding tahun sebelumnya.
"Sementara itu, pasar terbesar kedua, Amerika Serikat, justru menurun 0,4 persen karena transisi dari pasar karena bergeser dari pasar yang bergantung pada pengguna baru ke pengguna yang membutuhkan perangkat pengganti dan peningkatan," lanjut IDC.
Pertumbuhan permintaan di China sendiri menurut direktur riset IDC, Ramon T. Llamas, terus terjadi karena pengembangan dan eksperimen perangkat yang sangat kuat. Belum lagi, produk dijual dengan harga murah untuk menggoda pengguna baru.
Di sisi lain, pasar AS meski sedang melambat tetap memberikan peluang bagi vendor untuk menawarkan perangkat yang memiliki lebih banyak fitur dengan harga lebih tinggi kepada pengguna.
"Selain kedua pasar ini ada banyak negara lain yang sedang berkembang, dan ini memungkinkan vendor untuk mengambil pendekatan yang berbeda untuk memenuhi permintaan. Gabungkan perbedaan geografis ini dengan pengumuman dan rilis produk baru, dan tetapkan panggungnya untuk kuartal liburan yang kuat," pungkasnya
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(kst/age)