Pengakuan Rahasia Buzzer Politik Jelang Pilpres 2019

Jonathan Patrick & Agnes Savithri | CNN Indonesia
Kamis, 10 Jan 2019 09:07 WIB
Mengenal lebih dekat buzzer, salah satu 'senjata' bisnis hingga politik untuk mendulang cuan dan perhatian masyarakat.
Ilustrasi. (Istockphoto/Urupong)
Ditemui terpisah, peneliti Centre for Innovation Policy and Governance (CIPG) Rinaldi Camil melihat buzzer memiliki kekuatan dari media sosial untuk membentuk opini publik. Mereka bisa mendorong sebuah isu yang diwacanakan klien mereka. Dengan menunggangi media sosial, buzzer merebut hati para warganet dengan konten-konten tepat sasaran.

"Buzzer menurut kami adalah individu atau akun dengan kemampuan amplifikasi pesan dengan cara menarik perhatian dan/atau membangun percakapan tentang isu atau topik spesifik tertentu," ujar Rinaldi.


Rinaldi mengatakan media sosial menjadi arena pertarungan untuk membentuk sebuah branding. Pasalnya, pengguna media sosial juga meningkat setiap tahunnya. Pada 2015 terdapat 72 juta orang, meningkat pada 2016 terdapat 76 juta orang, dan 2017 terdapat 106 juta pengguna media sosial. Sejak 2015 ke 2017 terjadi peningkatan sebesar 34 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penelitian yang dilakukan We Are Social mengungkapkan rata-rata orang Indonesia menghabiskan tiga jam 23 menit dalam sehari untuk mengakses media sosial. Rinaldi mengatakan angka ini meningkat dari 2017. Pada 2017, rata-rata orang Indonesia menghabiskan tiga jam 16 menit untuk mengakses media sosial.

"Media sosial pun tumbuh menjadi pasar yang menarik secara ekonomis maupun politis. Peluang meraup untung maupun menggaet massa ini lantas dimanfaatkan oleh berbagai aktor, mulai dari industri periklanan hingga para pemain politik. Para pelaku ini menyuarakan kepentingannya dengan kicauan berbayar," kata Rinaldi.

Masa Depan Buzzer

Analis Communication and Information System Security Research Center (CISSERec) Pratama Persadha menjelaskan masa depan buzzer masih sangat 'cerah'. Pasalnya, buzzer tidak selalu negatif.

"Karena ada juga jasa buzzer untuk mengangkat konten atau tokoh secara positif. Dan tidak selalu dengan media sosial, ada aksi buzzing lewat blog atau konten lain seperti video," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.

Sehingga dengan meningkatnya penggunaan media sosial dan terkoneksinya manusia satu sama lain, keperluan akan buzzer akan semakin tinggi. Selain di dunia politik, buzzer juga sangat dibutuhkan di dunia bisnis.

"Sekali lagi, penggunaannya bisa positif dan negatif," tambahnya. (age/asa)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER