Jakarta, CNN Indonesia --
Bolt dikabarkan akan
tutup pada Februari 2019 mendatang. Para pelanggan kabarnya akan mendapat surel yang memberitahukan soal pemberhentian layanan ini pada pertengahan atau akhir Januari.
"Untuk existing pelanggan mulai pertengahan atau akhir Januari akan dapat email pemberitahuan kalau layanan Bolt disetop mulai Februari, tidak ada kompensasi apa-apa untuk pelanggan yang masih pakai Bolt," jelas seorang petugas gerai Bolt di kawasan Depok, Rian, yang ditemui Kamis (27/12).
Lebih lanjut Rian menjelaskan bahwa di konternya, sehari bisa ada 20-30 pelanggan yang datang untuk setop berlangganan. Pasalnya, para pengguna Bolt belakangan kesulitan untuk melakukan isi ulang kuota Boltnya. Hal ini seperti dialami Ervina, yang sejak kasus Bolt bergulir November lalu tak bisa menambah kuota nomor Bolt miliknya.
"Kuota saya sudah habis tapi saya tidak bisa menambah pakai ekstra kuota atau beli paket baru. Sejak kasus Bolt bergulir sempat ada pemberitahuan kalau pengguna Bolt untuk sementara tidak bisa mengisi ulang," tuturnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Rian juga mengaku kalau belakangan kecepatan layanan Bolt belakangan ini memang sengaja diturunkan. Memburuknya layanan dan tidak bisa mengisi ulang kuota internet Bolt lantas berimbas pada permintaan pemutusan kontrak layanan kepada Bolt.
"Memang sengaja
speed diturunin, karena dengan begitu pelanggan terasa kalau layanan memburuk," tuturnya.
Tak cuma memperburuk layanan kepada pelanggan, menurut Rian dalam tiga bulan terakhir konter Bolt di Depok telah memutuskan hubungan kerja karyawannya. Gerai itu awalnya mempekerjakan enam orang dan saat ini hanya tersisa tiga orang saja.
Saat
CNNIndonesia.com coba mencari kabar Bolt tutup, beberapa nomor telepon konter yang tersebar di Jakarta tak lagi aktif atau tak menjawab panggilan. Sementara usaha untuk menghubungi bagian layanan pelanggan Bolt pun nihil lantaran selalu dijawab kalau panggilan mereka tengah sibuk melayani pelanggan.
Usaha untuk menelusuri salah satu konter Bolt yang biasanya digelar di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan pun tak berhasil, lantaran konter tersebut tak lagi digelar di mal tersebut. Upaya untuk mengonfirmasikan hal ini kepada pihak internal Bolt pun tak membuahkan hasil.
Sementara itu dari pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pun ketika dikonfirmasi kebenaran Bolt tutup masih merahasiakan soal kelanjutan nasib Bolt.
"Besok (Jumat) kami konpers (konferensi pers) jam 10.30 di ruang serbaguna Kominfo ya," jelas Plt Kepala Biro Humas Kemkominfo, Ferdinandus Setu lewat pesan teks, Kamis malam (27/12).
Hal serupa diungkap oleh Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Ismail MT.
Sebelum dikabarkan tutup, Bolt telah menunggak pembayaran penggunaan frekuensi 2,3 GHz kepada pemerintah sejak 2016. Total tunggakan mencapai Rp708,3 miliar. Dalam kesepakatan dengan pemerintah yang diumumkan 26 November lalu, Bolt menyatakan akan mencicil utang frekuensi mereka mulai Desember hingga September 2020 dengan lima kali pembayaran.
(age)