Jakarta, CNN Indonesia -- Ilmuwan dari Norwegian University of Science and Technology (NTNU) melakukan eksperimen yang memungkinkan kacang bisa tumbuh di luar angkasa.
Dengan kata lain, nantinya astronaut bisa menikmati kacang meski sedang berada di antariksa.
"Impian setiap astronaut adalah untuk bisa makan makanan segar seperti stroberi, tomat ceri atau apa pun yang benar-benar beraroma," kata Silje Wolff, ahli fisiologi tanaman di Pusat Penelitian Antar-disiplin Antariksa dalam Ruang (CIRiS) di NTNU.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wolff baru-baru ini menyelesaikan percobaan yang memungkinkan selada tumbuh di kebun khusus dalam ruangan yang mengatur semua air, nutrisi, gas, dan udara yang dibutuhkan tanaman.
Meskipun menggunakan tanah buatan yang berasal dari batu lava seperti substrat, Wolff mengatakan tujuannya adalah agar tanaman tumbuh langsung di air yang mengandung nutrisi penopang kehidupan. Di ruang angkasa, ia mencatat semua air dan makanan harus dipulihkan--berarti pemupukan tanaman harus bisa 'setepat mungkin'.
Di samping untuk memenuhi kebutuhan nutrisi astronaut, memelihara tanaman hidup di stasiun ruang angkasa juga dapat memberikan kenyamanan fisiologis. Para astronaut sering bergumul dengan selera makan mereka yang mengarah pada penurunan berat badan.
"Mengatasi aspek psikologis dari makan sesuatu yang segar adalah salah satu tujuan kami," katanya.
"Makanan yang dikemas dengan vakum tidak benar-benar mengingatkanmu pada makanan. Punya sesuatu yang segar untuk merangsang nafsu makan dan reseptor yang tepat di otak adalah hal penting."
Berkebun juga dikenal dapat membantu kinerja kognitif dan kesejahteraan mental yang dapat membawa dampak baik bagi astronaut yang terisolasi dan terkurung di luar angkasa. Scott Kelly, astronaut NASA, yang menghabiskan 342 hari berturut-turut di ISS pada 2015, misalnya, menulis tentang tekanan psikologis yang dialaminya dalam memoarnya tentang pengalaman itu.
"Astronaut suka berkebun dan segala hal yang mengingatkan mereka akan kehidupan di Bumi. Mereka menikmati merawat dan menyiram sayuran, dan membuat mereka berkecambah, "kata Wolff.
Untuk saat ini, Wolff dan timnya fokus pada polong yang masih perlu beberapa langkah lagi sebelum siap untuk dihidangkan sebagai makan malam.
Selain itu, hasil penelitian CIRiS ini dapat membawa implikasi lebih berdampak terutama untuk kota-kota dengan sedikit lahan untuk ditanami. Produksi makanan dapat dioptimalkan di ruang sempit dengan menanam tanaman langsung di air dalam sistem tertutup dalam ruangan, di mana semua aspek iklim, pemupukan dan irigasi diatur, kata Wolff.
(evn)