Jakarta, CNN Indonesia -- Sepanjang 2018,
China telah melahirkan 97 unicorn. Ini berarti jika di rata-rata, satu
unicorn lahir tiap 3,8 hari sekali di daratan China. Namun, 11
unicorn terakhir diumumkan pada Desember. Padahal tiga bulan sebelumnya, sebanyak 30
startup mengumumkan status
unicorn mereka.
Investasi yang digelontorkan untuk 97
startup ini senilai 1,2 triliun yuan atau setara Rp2,5 kuadriliun (kurs 2.086,75). Berdasarkan laporan konsultan Institut Riset Hurun,
unicorn-unicorn ini tersebar mulai dari penyedia layanan internet untuk konsumen,
e-commerce, hingga kendaraan listrik. Hurun adalah lembaga riset yang fokus pada pasar China.
Alipay memimpin pasukan unicorn ini dengan valuasi lebih dari 1 triliun yuan (Rp2 kuadriliun). Alipay adalah layanan pembayaran Alibaba, seperti dilaporkan
South China Morning Post.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jinri Toutiao berada di tempat kedua dengan nilai 500 miliar yuan (Rp1 triliun). Ini adalah layanan agregator berita milik ByteDance yang berbasis di Beijing. Sementara di tempat ketiga terdapat Didi Chuxing yang menyediakan layanan ride-hailing serupa Grab dan Gojek dengan valuasi 300 miliar yuan (Rp626 triliun).
Hurun menyebut kalau valuasi dari 18 unicorn teratas China pada 2018 bernilai dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Jinri Toutiao, Kuaishou yang menyediakan aplikasi
live-streaming, dan Meicai yang menyediakan jasa penjualan produk agrikultur
online menjadi perusahaan teknologi dengan pertumbuhan paling cepat. Mereka tumbuh empat kali lebih cepat dari unicorn lainnya.
Melambatnya perekonomian China, berpengaruh juga terhadap investasi
startup di negara itu. Khawatir dengan kondisi ekonomi mereka, Beijing menindak penyedia layanan simpan pinjam
online dan pasar uang kripto karena harga uang digital tersebut semakin melemah.
Pekan lalu, Wakil Ketua Alibaba Group Holding Ltd. Joseph Tsai mengingatkan bahwa valuasi perusahaannya mungkin akan turun dalam enam hingga sembilan bulan mendatang. Terutama di sektor yang persaingannya sangat ketat, seperti layanan berbagi sepeda (
bike-sharing).
Sequoia Capital, Tencent Holding, dan IDG adalah tiga investor utama
unicorn-unicorn ini.
Startup-startup bernilai US$1 miliar dolar ini kebanyakan berdomisili di Beijing, Shanghai, dan Hangzhou, lapor
Bloomberg.
Total terdapat 186
unicorn yang saat ini ada di China. Jika ditotal, ratusan
unicorn ini bernilai 5 triliun yuan (Rp10 kuadriliun). Bandingkan dengan total pendapatan Indonesia tahun 2018 yang hanya Rp1,8 kuadriliun.
(eks/asa)