Jakarta, CNN Indonesia -- Membuka tahun 2019,
Oppo membuat kejutan dengan kemunculan ponsel
R17 Pro yang 'tak sekedar
selfie'. Meskipun bukan ponsel
flagship, Oppo R17 Pro seakan menjadi bukti keseriusan perusahaan dalam menyematkan beragam teknologi canggih yang tidak melulu mengandalkan kamera depan.
Hanya bedanya, R17 Pro tak mengusung konsep kamera belakang 'tersembunyi. Namun bukan berarti sejumlah keunggulan tak dibenamkan di dalamnya.
CNNIndonesia.com berkesempatan menjajal Oppo R17 Pro selama dua pekan. Sejauh mana performanya?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Desain impresifGradasi warna biru-ungu menjadi bagian paling mencuri perhatian dari Oppo R17 Pro. Paduan warna ini mengingatkan pada Huawei P20 Pro yang juga mengusung paduan warna yang sama.
Selain memikat mata, bagian belakang ponsel juga menggunakan material paduan kaca dan metal. Jika dilihat sepintas terlihat seperti plastik. Namun sampai Anda mengetukkan ujung jari atau lipatan jari, baru disadari kalau ini bukanlah plastik.
Jika umumnya penggunaan metal membuat ponsel terasa berat saat digenggam, namun tidak demikian dengan ponsel yang dibanderol Rp10 juta. Ponsel ini tetap terasa nyaman saat digenggam lama, meski terasa licin dan rawan tergores. Beruntung Oppo menyertakan
jelly case untuk mensiasati agar tak terasa licin saat dipakai sehari-hari.
 Isi kotak penjualan Oppo R17 Pro. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki) |
Di bagian tengah atas terdapat tiga buah kamera dan sebuah lampu flash yang tersusun dengan apik. Selebihnya, Oppo membiarkan bagian belakang ponsel ini tampak bersih meski tetap menjadi pencuri perhatian.
Beralih ke bagian depan, R17 Pro dibekali layar 6,4 inci Amoled masih mengikuti arus berupa kehadiran 'notch' tetesan embun yang menyimpan sensor kamera depan. Rasio layar 19,5:9 dengan resolusi 2340x1080 piksel dengan komposisi 91,5 persen layar membuat tampilan terasa penuh. Layar tampak bersih dengan kontras yang tak membuat mata cepat lelah.
Di sisi kanan tengah terdapat tombol power yang dan tombol volume di sisi kiri. Penempatan tombol di bagian tengah kedua sisi tak dipungkiri membuatnya lebih mudah diakses ketimbang berada di atas.
 Foto: CNN Indonesia/Safir Makki |
Di bagian bawah terdapat dua buah speaker yang mengapit port USB-C yang berfungsi sebagai pengisi daya sekaligus konektor earphone. Tren satu port yang memiliki fungsi ganda cukup membuat kesulitan saat hendak mencolokkan earphone bawaan untuk streaming musik atau film. Oppo tidak memastikan kemungkinan adanya aksesoris tambahan untuk menghubungkan USB-C dengan port audio 3,5mm.
Tepat di samping speaker kanan terdapat sebuah 'laci' nano-SIM. Oppo tak menyediakan ruang penyimpanan eksternal untuk ponsel
flagship-nya ini.
Hanya saja,
CNNIndonesia.com merasa antarmuka R17 Pro terlalu biasa saja--tak sebanding dengan banderol harga dan keseluruhan desainnya. Oppo butuh waktu untuk membuat antarmuka yang bisa mencerminkan sebuah ponsel premium.
Selain desain dengan paduan warna yang mencuri perhatian, saat dilihat dari belakang tiga kamera Oppo R17 Pro yang dibuat berjejer di bagian atas tengah menjadi nilai tambah. Ketiga kamera masing-masing hadir dengan sensor 12 MP dengan IOS, 20 MP, dan kamera 3D. Ditambah sebuah kamera 25 MP di bagian depan.
Di atas kertas, Oppo menjadikan kamera belakangnya sebagai andalan di kondisi minim pencahayaan. Kamera utama dibekali sensor 12 MP dengan sensor OIS, bukaan lensa f/1.5 dan f/2.4. Berbeda dengan kamera ponsel besutan kompetitor yang menyediakan opsi pengaturan aperture secara manual, pengguna Oppo R17 Pro harus puas dengan pengaturan otomatis. Pengguna harus pintar-pintar bermain dengan sudut pencahayaan untuk mendapatkan hasil foto yang diharapkan.
 Hasil foto kamera belakang dengan mode 'potrait' . (Foto: CNN Indonesia/Ervina Anggraini) |
Untuk kamera kedua membuat objek foto memiliki latar buram. Sensor kamera kedua hadir dengan 20 megapiksel dengan aperture f/2.6 dan latar buram. Sementara kamera ketiga dinamakan kamera 3D time-of-flight atau ToF.
Ponsel ini sebenarnya dibekali mode pengaturan 'expert', namun sebatas perubahan pada white balance, exposure, manual focus, ISO, dan shutter speed. Kendati tak bisa disandingkan dengan kamera profesional, kemunculan pengaturan ala 'ahli' ini cukup untuk sedikit otak-atik hasil foto.
 Hasil foto luar ruangan kamera belakang. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki) |
CNNIndonesia.com mencoba menggunakan kamera saat malam hari atau ditempat gelap, harus diakui jika ponsel ini menawarkan detail warna yang cukup konsisten. Ditambah auto fokus dan OIS yang bisa mengunci objek dengan cukup akurat.
Oppo mengklaim ponsel terbarunya ini sebagai jagoan malam. Meski terasa berlebihan, tak dipungkiri jika hasil foto saat malam hari atau kondisi gelap melampaui ekspektasi. Ketika menggunakan mode 'auto' dan 'night', hasil foto tetap layak diacungi jempol.
 Kamera belakang di dalam ruangan. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki) |
 Hasil foto kamera belakang. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki) |
Satu hal yang menjadi catatan yakni hasil foto masih banyak noise-- bahkan ketika memotret di tempat terang. Ketajaman objek dan paduan warna menjadi nilai tambah yang harus diperhitungkan. Kemunculan teknologi kecerdasan buatan kurang dimaksimalkan, sebatas untuk mendeteksi wajah demi terlihat mulus.
Hal lain yang perbedaannya cukup signifikan terlihat ketika mengaktifkan mode HDR. Di satu sisi, mode ini bisa memperkuat detail, namun sekaligus membuat objek terasa
overexpose.
 Hasil foto kamera belakang malam hari. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki) |
 Hasil foto luar ruangan. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki) |
Ketika menjajal mode bokeh, hasilnya jauh berbeda dibandingkan sensor kamera utama. Bagian latar yang di-blur terasa berantakan dan detail yang tidak fokus. Satu hal yang membuat aneh yakni ketika mengaktifkan mode potrait untuk memotret objek manusia. Hasil foto membuat wajah terlihat mulus, bahkan ketika mode beauty tidak diaktifkan.
Untuk kamera depan, paduan warna dan detail dari bidikan sensor 25 MP bisa diandalkan saat bepergian sendiri. AI membuat warna kulit terlihat lebih mulus, meski tak jarang terkesan berlebihan. Hasil foto bisa sedikit diakali dengan mengaktifkan mode HDR.
 Hasil foto kamera depan di tempat minim pencahayaan. (Foto: CNN Indonesia/Ervina Anggraini) |
PerformaMenyoal performa, Oppo R17 Pro patut diperhitungkan. Pertama-tama, pastikan Anda melakukan pengaturan pengenal sidik jari dan wajah.
Akurasi sensor sidik jari yang disematkan di balik layar terhitung baik. Setelah melakukan pengaturan, sensor bisa bekerja dengan baik dalam hitungan detik untuk membuka kunci layar.
Satu hal yang mengejutkan saat melakukan pengaturan pengenal wajah. Sensor pada ponsel hanya butuh waktu lima detik untuk mengenali wajah. Oppo nampak serius membuat sensor 3D yang membuat wajah tidak harus berada tepat di depan layar.
 Foto: CNN Indonesia/Safir Makki |
Saat
CNNIndonesia.com mencoba mengatur dan membuka kunci layar menggunakan pengenal wajah, sensor ponsel bisa mengenalinya dengan baik. Bahkan ketika dicoba dengan sebelah mata tertutup, hingga mengenakan kacamata. Ketika sensor tak mampu bisa mendeteksi wajah, ponsel akan otomatis meminta Anda menyentuhkan jari untuk membuka kunci layar.
Untuk menunjang performa, R17 Pro ditenagai prosesor Snapdragon 710, RAM 8 GM dan memori 128 GB. Meski tak memiliki slot memori eksternal, namun bekal memori 128 GB terasa lebih dari cukup untuk bereksplorasi dengan ponsel ini.
Meski tak ditenagai prosesor teranyar, ponsel yang disebut menyasar kelas menengah-atas ini tetap bisa menawarkan perfoma dengan baik. Saat menjajal untuk membuka beberapa aplikasi sekaligus, ponsel bisa bekerja dengan lancar tanpa lag.
Selain urusan prosesor dan RAM, Oppo juga membekali teknologi fast charging SuperVOOC Flash untuk R17 Pro. Saat dicoba menggunakan kabel dan colokan bawaan, baterai bisa terisi hingga 39 persen hanya dalam waktu 10 menit dan butuh 35 menit untuk terisi penuh 100 persen. Sementara ketika digunakan menggunakan kabel biasa, butuh waktu 45 menit hingga satu jam agar daya baterai kembali penuh.
 Foto: CNN Indonesia/Safir Makki |
Ketika indikator baterai menunjukkan angka 40 persen,
CNNIndonesia.com menggunakan ponsel untuk streaming film selama 3 jam 45 menit. Meski sempat skeptis jika baterai akan habis, ternyata indikator masih menunjukkan 5 persen. Selain terhitung irit, baterai tak terasa mengeluarkan panas berlebih saat digenggam terlalu lama.
Setelah digunakan seharian untuk membaca surel, membuka media sosial, mendengarkan musik secara streaming, bermain gim, menggunakan kamera, hingga streaming film baterai ponsel yang semula terisi penuh terkadang tersisa 50 persen. Jika tak sempat diisi ulang, bukan berarti ponsel kehilangan taji. Oppo membuat baterai R17 Pro terhitung irit sehingga tetap bisa digunakan maksimal seharian.
KesimpulanUpaya Oppo untuk naik kelas dan melepas embel-embel pembuat ponsel selfie kian terasa keseriusannya. Setelah Find X, Oppo menjadikan R17 Pro sebagai ajang pembuktian bahwa perusahaan juga bisa menyematkan teknologi baru.
Klaim sebagai jagoan mengabadikan objek saat gelap dan malam hari rasanya tak berlebihan. Meskipun tak dipungkiri jika hasil fotonya memuaskan sebatas untuk diunggah di media sosial. Disamping aspek kamera, performa ponsel terasa cukup memuaskan dan pas dengan harga 'tebusan' Rp10 juta.
Kelebihan:- Gradasi warna apik
- Sidik jari layar
- Pengaturan pengenal wajah responsif
- Baterai awet
Kekurangan:- Hasil foto relatif noise
- Tidak ada port audio
Spesifikasi
Layar, Resolusi | | 6,4 inch, 1080 x 2340 pixels, rasio 19,5:9, corning gorilla glass 6, AMOLED capacitive touchscreen, 16M colors |
| |
Dimensi | | 157,6 x 74,6 x 7,9 mm |
Berat | | 183 gram |
Chipset | CPU | Qualcomm SDM710 Snapdragon 710 (10 nm), octa core |
| GPU | Adreno 616 |
Memori internal | ROM/ RAM | 128 GB, 6/8 GB RAM |
Memori eksternal | | microSD hingga 256 GB (uses SIM 2 slot) |
Kamera | Utama | 12 MP, f/1.5-2.4, 26mm (wide), 1/2.55", 1.4µm, |
| Lensa lebar | 20 MP, f/2.6, AF untuk mode bokeh |
| Ketiga | Dual Pixel PDAF, OIS |
| Depan | 25 MP, f/2.0, 1/2.8", 0.9µm, HDR, 1080p@30fps |
Wireless | | Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac, dual-band, WiFi Direct, hotspot |
| | USB 3.1, Type-C 1.0 reversible connector, USB On-The-Go |
| | Bluetooth 5.0, A2DP, LE, EDR |
Sensor | | Fingerprint (under display), accelerometer, proximity, compass |
SIM card | | Hybrid Dual SIM (Nano-SIM, dual stand-by) |
Jaringan | | GSM 850 / 900 / 1800 / 1900 - SIM 1 & SIM 2 |
Data rate: | | HSDPA 800 / 850 / 900 / 1700(AWS) / 1900 / 2100 |
| | LTE band 1(2100), 2(1900), 3(1800), 4(1700/2100), 5(850), 7(2600), |
| | 8(900), 12(700), 17(700), 18(800), 19(800), 20(800), 25(1900), 26(850), 28(700), |
| | 32(1500), 34(2000), 38(2600), 39(1900), 40(2300), 41(2500) |
GPS | | A-GPS, GLONASS, BDS, GALILEO |
OS | | Android 8.1 (Oreo); ColorOS 5.2 |
Battery | | 3.700mAh |
Warna | | Radiant Mist, Emerald Green |