Jakarta, CNN Indonesia -- Pesawat antariksa milik
Israel, Beresheet akan melakukan misi kedua ke
bulan usai dilaporkan gagal mendarat di permukaan Bulan pada Kamis (11/4).
Hal itu dikonfirmasi oleh Moris Kahn, Presiden SpaceIL melalui cuitan di akun @TeamSpaceIL. Pada rekaman video yang diunggah tim SpaceIL, Kahn tengah melakukan kajian intensif terhadap rencana itu.
Selain itu, dilansir dari
Techcrunch, Kahn mengatakan bahwa para pemangku jabatan di balik peluncuran Beresheet akan mulai bertemu guna mencari kelompok donor baru untuk menjalankan misi pendaratan kedua di permukaan Bulan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Kamis (11/4) Beresheet gagal mendarat lantaran pesawat antariksa pertama Israel ini mengalami kerusakan mesin saat hendak mendarat pada menit terakhir sebelum mendarat. Beresheet lepas landas pada pukul 20.46 waktu setempat dari Stasiun Angkatan Udara Cape Canaveral, Florida.
Beresheet memiliki bobot 585 kilogram. Pesawat nirawak ini dibangun oleh donor swasta SpaceIL, perusahaan nirlaba Israel, dan kontraktor pertahanan milik negara Israel Aerospace Industries (IAI).
SpaceIL menggelontorkan dana sebesar US$200 juta untuk menjalankan misi Beresheet dan disebut-sebut sebagai salah satu misi pendaratan ke permukaan Bulan termurah dan dijalankan oleh organisasi swasta.
Kegagalan misi kali ini menghapus mimpi Israel untuk menjadi negara keempat setelah Rusia, AS, dan China yang berhasil menempuh perjalanan 384 ribu kilometer dan mendarat dengan selamat di Bulan.
(din/age)