Jakarta, CNN Indonesia -- Chief Operating Officer
SpaceX Gwynne Shotwell mengatakan pihaknya bakal uji coba puluhan
satelit internet broadband yang diberi nama
Starlink. Satellit dan dijadwalkan bakal mengorbit pada 15 Mei mendatang.
Ke depan, satelit internet broadband ini akan ditaruh di berbagai titik mengelilingi orbit Bumi. Sehingga, bisa menyediakan jaringan internet kecepatan tinggi bagi siapapun yang menyewa fasilitas internet satelit ini.
"Gelombang peluncuran satelit berikutnya ini akan benar-benar menjadi demonstrasi bagi kita untuk melihat skema penyebaran dan mulai menyatukan jaringan kita," kata Shotwell saat menghadiri konferensi Satelit 2019 dikutip dari Space.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Shotwell mengatakan selain peluncuran pada 15 Mei nanti, pihak SpaceX juga tengah mempersiapkan kemungkinan satelit Starlink bakal meluncur dua hingga enam kali lebih banyak. Namun, SpaceX tidak memberi angka pasti berapa puluh satelit yang akan diluncurkan.
SpaceX sendiri tengah merencanakan sebuah konstelasi dengan jumlah 12 ribu satelit seperti yang diajukan kepada Komisi Komunikasi Federal Amerika Serikat. Perusahaan pesawat antariksa milik Elon Musk ini pada 2017 silam menyatakan bahwa mereka membutuhkan 800 satelit untuk layanan komersial dan diperkirakan bakal meluncur tahun 2020.
Shotwell mengatakan satelit demonstrasi Starlink ini memiliki antena on board dan propulsi listrik yang mempuni. Dia juga mengatakan sebetulnya SpaceX telah mengantisipasi uji coba peluncuran satelit Starlink pada awal Mei lalu namun mengalami keterlambatan karena harus menjalankan misi roket Falcon 9 ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) NASA pada 4 Mei lalu, seperti dilansir
Space.
Sebelumnya, Komisi Komunikasi Federal (FCC) AS menyetujui permintaan SpaceX untuk menerbangkan sejumlah satelit pada orbit yang lebih rendah. Pada November 2018 lalu, SpaceX mengirimkan permintaan itu kepada FCC untuk merevisi sebagian rencana untuk konstelasi satelit internet yakni Starlink.
Di bawah perjanjian antara FCC dan SpaceX, Elon Musk dan timnya memiliki izin untuk meluncurkan 4.425 satelit Starlink dengan ketinggian 1.110 hingga 1.325 kilometer. Namun SpaceX memutuskan hanya 1.584 satelit yang akan diluncurkan sejauh 1.150 kilometer. Dilansir dari
The Verge, SpaceX malah ingin meluncurkan satelit lebih rendah yakni 550 meter.
Sayangnya tidak semua pihak senang dengan rencana SpaceX tersebut. Salah satu perusahaan pengembang jaringan internet OneWeb dan operator satelit Kepler Communications malah mengajukan petisi untuk menolak permintaan SpaceX kepada FCC.
Keduanya berpendapat bahwa SpaceX menggunakan frekuensi yang sama saat meluncurkan satelit Starlink dan hal itu akan menganggu satelit mereka jika dipindahkan ke orbit yang lebih rendah. Di sisi lain, FCC tak menganggap gangguan itu sebagai masalah.
OneWeb dan Kepler Communications juga mengatakan peluncuran satelit Starlink bakal meningkatkan risiko tabrakan antar satelit yang tengah mengorbit di orbit rendah. Namun FCC lagi-lagi mengatakan bahwa SpaceX menjamin bahwa satelit Starlink tidak akan menyebabkan terjadinya tabrakan antar satelit.
(din/eks)