
Raksasa Teknologi Diduga Kembangkan Senjata Pakai AI
AFP, CNN Indonesia | Minggu, 25/08/2019 13:01 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Amazon, Microsoft, dan Intel mulai mengembangkan senjata otomatis dengan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Berdasarkan sebuah laporan hasil penelitian, teknologi ini berpotensi membahayakan dunia.
"Mengapa perusahaan seperti Microsoft dan Amazon tidak menyangkal bahwa mereka saat ini sedang mengembangkan senjata kontroversial yang dapat membunuh orang tanpa keterlibatan manusia secara langsung?", kata Frank Slijiper, salah seorang peneliti tersebut.
Penggunaan kecerdasan buatan pada sistem senjata memungkinkan untuk menyerang target secara otomatis. Rencana ini menimbulkan perdebatan karena dianggap membahayakan keamanan internasional dan menandakan revolusi ketiga senjata peperangan setelah bubuk mesiu dan bom atom.
Profesor ilmu komputer Universitas California, Berkeley, Stuart Russell mengatakan, senjata otomatis ini cukup berbahaya karena dapat digunakan sebagai senjata pemusnah massal. Menurutnya, satu orang saja dapat meluncurkan sejuta senjata atau bahkan ratusan juta senjata.
"Faktanya adalah senjata otomatis ini dikembangkan oleh korporat dan dalam hal mengampanyekan pencegahan senjata tersebut, mereka dapat memainkan peran yang sangat besar," ujar Stuart pada AFP, Rabu (21/8).
Menurutnya, teknologi tersebut dapat dilengkapi dengan pengenalan wajah yang berarti dapat menyerang suatu grup etnis tertentu atau bahkan sekelompok orang dengan pandangan politik tertentu.
Larangan internasional terhadap kecerdasan buatan yang berbahaya sebaiknya penting untuk dilakukan.
Sebelumnya pada April lalu, Uni Eropa telah merilis panduan bagaimana perusahaan maupun pemerintahan harus mengembangkan kecerdasan buatan. Di dalamnya terdapat panduan seperti kebutuhan untuk pengawasan manusia dan menghargai privasi. (ndn/age)
"Mengapa perusahaan seperti Microsoft dan Amazon tidak menyangkal bahwa mereka saat ini sedang mengembangkan senjata kontroversial yang dapat membunuh orang tanpa keterlibatan manusia secara langsung?", kata Frank Slijiper, salah seorang peneliti tersebut.
Penggunaan kecerdasan buatan pada sistem senjata memungkinkan untuk menyerang target secara otomatis. Rencana ini menimbulkan perdebatan karena dianggap membahayakan keamanan internasional dan menandakan revolusi ketiga senjata peperangan setelah bubuk mesiu dan bom atom.
"Faktanya adalah senjata otomatis ini dikembangkan oleh korporat dan dalam hal mengampanyekan pencegahan senjata tersebut, mereka dapat memainkan peran yang sangat besar," ujar Stuart pada AFP, Rabu (21/8).
Menurutnya, teknologi tersebut dapat dilengkapi dengan pengenalan wajah yang berarti dapat menyerang suatu grup etnis tertentu atau bahkan sekelompok orang dengan pandangan politik tertentu.
Sebelumnya pada April lalu, Uni Eropa telah merilis panduan bagaimana perusahaan maupun pemerintahan harus mengembangkan kecerdasan buatan. Di dalamnya terdapat panduan seperti kebutuhan untuk pengawasan manusia dan menghargai privasi. (ndn/age)
ARTIKEL TERKAIT

Setelah Jual Saham Rp40 T, Jeff Bezos Sumbangkan Rp1,4 T
Teknologi 3 bulan yang lalu
Microsoft Klaim Tak Asal 'Nguping' Percakapan Pengguna
Teknologi 3 bulan yang lalu
Gandeng Microsoft, Pemilik Note 10 Bisa Kirim Pesan dari PC
Teknologi 3 bulan yang lalu
Apple Resmi Beli Bisnis Cip Modem Intel
Teknologi 4 bulan yang lalu
Pengadilan AS Selidiki Persaingan Antar Raksasa Teknologi
Teknologi 4 bulan yang lalu
Microsoft Bayar Denda ke Komisi Sekuritas AS Rp350 Mliar
Teknologi 4 bulan yang lalu
BACA JUGA

Pendiri Zara Beli Real Estate Cakup Kantor Facebook - Amazon
Ekonomi • 18 November 2019 01:32
Ungguli Jeff Bezos, Bill Gates Jadi Orang Terkaya di Dunia
Ekonomi • 17 November 2019 09:10
Bela Imigran di AS, Seribu Musisi Independen Boikot Amazon
Hiburan • 01 November 2019 07:39
Uskup-uskup Katolik Restui Pria Menikah jadi Imam di Amazon
Internasional • 27 October 2019 13:39
TERPOPULER

Bos Importir Joe Surya Diduga Dalam Pesawat Pengangkut Harley
Teknologi • 6 jam yang lalu
Menkominfo Buka Suara soal Pencopotan Dirut TVRI Helmy Yahya
Teknologi 7 jam yang lalu
Netizen Riuh Karena Kak Seto 'Bangga' Nilai Matematika Cuma 4
Teknologi 6 jam yang lalu