Jakarta, CNN Indonesia -- Protes atas rumor ambulans Pemprov DKI membawa batu dan bensin ramai dibicarakan di
media sosial pada Kamis (26/9). Belakangan terungkap bahwa isu ambulans membawa pasokan batu bagi demonstran adalah berita bohong atau
hoaks.
Hal ini bermula dari cuitan akun TMC Polda Metro Jaya pada dini hari di Twitter dan Instagram. Akun itu menyebut Polri telah mengamankan lima mobil ambulans milik Pemprov DKI Jakarta yang mengangkut batu dan bensin.
Setelah ramai diprotes, cuitan di Twitter itu dihapus setelah kasus ini diprotes netizen. Mereka protes karena tidak nampak adanya batu pada ambulan yang divideokan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belakangan, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengklarifikasi mobil ambulans yang dimaksud memang tidak membawa batu maupun bensin.
Pengamat media sosial dari Drone Emprit, Ismail Fahmi menganalisis bagaimana isu mengenai ambulans yang membawa batu dan bensin itu bermula. Ia menyebut isu ini memang sengaja dihembuskan lewat mobilisasi dan orkestrasi di media sosial.
Kronologi isu ambulansDengan Drone Emprit ia lantas meneliti kata kunci "ambulan" dan "ambulans" tanpa filter dalam periode 24-26 September 2019. Dari analisis tersebut, didapat kronologis perbincangan mengenai ambulans ini.
Sepanjang tren tersebut, menurut Fahmi perbincangan bisa dibagi jadi tiga bagian. Tahap pertama mengenai pembahasan ambulans saat demonstrasi. Kedua ketika isu ambulans dimobilisasi dan diorkestrasi oleh buzzer dan menjadi viral. Ketiga, adalah perlawanan kontra narasi dari publik atas isu tersebut.
Menurut Ismail, bagian pertama terjadi pada 25 September pukul 00.00 WIB sampai 21:59 WIB. Pada periode tersebut ada jaringan pejuang informasi ambulans yang aktif membagikan informasi di Twitter untuk aksi kemanusiaan.
Bagian kedua terjadi pada 25 September pada pukul 22.00 sampai 26 September pada 03.59. Ini adalah bagian kedua, dimana narasi soal isu ambulans bawa batu dan bensin muncul.
"Jam 23:53 (25 sept) pesan pertama dikirim. Lalu 5 pesan lanjutan hingga jam 01:24 (26 sept). Semua oleh akun influensial. Baru pukul 02:15 diunggah oleh akun TMC," tuturnya.
Peta Social Network Analysis (SNA) Drone Emprit pun memetakan lima akun top terkait dengan merebaknya isu ambulans yang menjadi pemasok batu dan bensin untuk aksi demonstrasi.
"Peta SNA menampilkan jaringan akun yang saling terhubung pada dini hari. Ada 5 akun yang paling influential, dengan node yang paling besar," kata Ismail.
Lebih lanjut, Ismail mengatakan Drone Emprit bisa menunjukkan narasi dari masing-masing akun yang paling berpengaruh tersebut. Agar membuat pesan cepat viral, para akun ini me-mention top influencer lain untuk proses mobilisasi.
"Untuk membuat pesan cepat viral, mereka me-
mention teman top
influencers, ini proses #Mobilization. Isi pesan dan video seragam atau #Orchestration. (#MO)," katanya.
Drone Emprit kemudian juga mengurutkan awal penyebaran isu mobil ambulans yang membawa batu.
Justru informasi awal terkait ambulans batu ini tidak dibagikan oleh akun TMC Polri, tapi malah akun-akun influensial yang membagikan informasi tersebut.
Setelah isu ambulans membawa batu merebak, netizen balik mempertanyakan kebenaran video tersebut. Ini adalah periode narasi ambulans bagian ketiga.
"Bagian ketiga, saat informasi jadi viral, tuduh sana-sini, serang sana-sini, semakin gaduh. Bukan hanya di Twitter, isu ini kemudian masuk ke media online, TV, dan lain-lain," kata Ismail.
Pro-kntra mengenai isu ini mulai terjadi sejak Kamis (26/9) pukul 04:00 WIB. Dari pantauan Drone Emprit, isu ini menampilkan adanya 2 kelompok di medsos. Pertama adalah kelompok penyebar isu dan kelompok yang menentang oleh publik.
"Yang patut disyukuri, twit terpopuler adalah berupa kontra-narasi atas tuduhan soal ambulans DKI. Dan kalau dilihat peta SNA, magnitude kontra-narasi ini jauh lebih besar," ujar Ismail.
Hoaks mudah dibuat di media sosialIsmail enggan menyebut akun-akun top influencer yang melakukan mobilisasi dan orkestrasi lantaran cuitan ini ditujukan untuk edukasi. Lewat cuitan ini, ia ingin menekankan bagaimana hoaks bisa merebak dan mudah digerakkan lewat media sosial.
Ismail pun mengatakan secara resmi isu ini telah usai karena polisi telah melakukan klarifikasi dan mengakui kesalahan dalam tuduhan tersebut. Ismail bersyukur ada pola pertahanan diri (
self-defense) dari publik terkait tuduhan dan desas-desus ambulans pembawa batu & bensin.
Hal lain yang patut disyukuri adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) tidak memblokir akses internet. Sehingga informasi-informasi pertahanan diri publik bisa menangkal desas-desus tersebut.
Selain itu, Ismail mengatakan ketiadaaan pemblokiran membuat para pekerja kemanusiaan bisa membagikan informasi penting tentang ambulans, korban, obat, dan tenaga medis. Karena bukan hoaks yang disebarkan, tapi merupakan informasi kemanusiaan
"Terima kasih kepada @kemkominfo yang tidak melakukan blokir selama aksi demo. Tak terbayangkan bagaimana kesulitan yang dialami oleh para pekerja kemanusiaan itu dalam menolong korban," katanya