Kominfo Diminta Genjot Industri Perangkat Telekomunikasi

CNN Indonesia
Jumat, 25 Okt 2019 15:12 WIB
Detiknas meminta Menkominfo baru untuk menggenjot industri perangkat telekomunikasi lokal agar tidak melulu menggunakan perangkat asing.
Ilustrasi (Dok. XL Axiata)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dewan TIK Nasional (Detiknas) Garuda Sugardo berharap Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) baru Johnny G. Plate bisa mendukung industri teknologi informasi komunikasi (TIK). Sehingga, perangkat telekomunikasi buatan dalam negeri bisa berkembang dan digunakan oleh operator.

Sebab, menurut Garuda saat ini sebagian besar perangkat telekomunikasi yang digunakan dalam negeri merupakan produksi asing.

"Jadi Kemenkominfo harus menginisiasi sebuah keberpihakan agar operator telekomunikasi yang banyak pelanggan yang ratusan juta bisa manfaatkan teknologi buatan bangsa sendiri," kata Garuda kepada CNNIndonesia.com, Jumat (25/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Telekomunikasi ini perusahaannya tidak dapat nafas karena gempuran dominasi dari produksi asing khususnya China ini luar biasa," katanya.

Garuda mengatakan Indonesia tidak memiliki kedaulatan teknologi di bidang infrastruktur penyediaan perangkat telekomunikasi.

Kondisi ini terbalik terjadi di bidang pertahanan. Garuda menjelaskan perusahaan BUMN sepert PT Pindad, PT PAL, dan PT Dirgantara Indonesia menyuplai alat-alat perang untuk tiga matra di TNI.

Selanjutnya, Garuda mengatakan Indonesia harus mampu membuat aplikasi pesan singkat. Aplikasi ini diharapkan digunakan oleh mayoritas masyarakat Indonesia.

Aplikasi anak bangsa di berbagai negara telah berjaya di rumah sendiri. Sebut saja Line di Jepang, Kakao Talk di Korea Selatan, hingga WeChat di China. Garuda juga mengatakan Presiden Jokowi secara khusus sempat menyinggung soal WhatsApp versi Indonesia.

Pada periode sebelumnya, Menkominfo Rudiantara sempat mengenalkan beberapa layanan pesan instan lokal seperti Catfiz Messenger, Pesan Kita, dan layanan media sosial Sebangsa. Namun, hingga saat ini aplikasi lokal ini masih kurang populer dipakai ketimbang pesan instan buatan asing seperti WhatsApp atau media sosial seperti Facebook dan Instagram.

[Gambas:Video CNN] (jnp/eks)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER