Pesawat Ruang Angkasa NASA Kian Mendekat Ke Matahari

CNN Indonesia
Rabu, 20 Mei 2020 06:37 WIB
NASA foto penampakan matahari seram jelang Halloween
Ilustrasi matahari. (Foto: NASA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pesawat ruang angkasa milik NASA atau Parker Solar Probe yang diluncurkan pada Agustus 2018 meluncur mendekati matahari.

Robot NASA itu bergerak di ruang angkasa untuk menguak misteri terkait matahari selama tujuh tahun dengan terbang lebih dalam ke atmosfer luarnya, yang disebut korona.

Ketika misi diluncurkan, para ilmuwan berharap instrumen Parker Solar Probe dapat mengumpulkan data selama sekitar 11 hari pada setiap penerbangannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melansir Space, Parker Solar Probe telah melakukan penerbangan lebih baik dari yang diharapkan oleh para ilmuwan, sehingga mereka meningkatkan durasi pengamatan pada objek yang dituju.

Selama pengamatan ekstra itu, para ilmuwan mulai melihat fenomena yang sangat aneh dalam aliran partikel bermuatan yang mengalir dari matahari, yang disebut angin matahari. Mereka berkata angin itu bergerak semakin jauh dari matahari.

Ilmuwan proyek Parker Solar Probe di Laboratorium Fisika Terapan Johns Hopkins, Nour Raouafi mengatakan pengamatan ekstra dimulai pada 9 Mei dan akan berlanjut hingga 28 Juni 2020.

"Kami memiliki peluang nyata di sini untuk melihat apa yang terjadi di wilayah-wilayah ini lebih jauh dari korona matahari," ujar Raouafi.

Raouafi berkata tujuan utama pihaknya adalah untuk memahami misteri pada korona matahari dan fenomena angin matahari.

Dia berkata ada bukti fisika yang sangat menarik untuk dijelajahi sebelumnya di orbit dan menghubungkannya dengan apa yang terjadi di dekat matahari.

"Kami memiliki kemampuan untuk mengumpulkan data ini dan melihat apa yang dihasilkannya," ujarnya.

Wahana antariksa itu akan mendekati orbitnya pada 7 Juni, ketika jaraknya sekitar 11,6 juta mil (19 juta km) dari matahari. Ketika misinya berlanjut, perjalanan Parker Solar Probe akan semakin dekat dengan matahari. Pada akhir misinya, disebut hanya berjarak 4 juta mil (6 juta km) dari matahari.

Untuk mencapai jarak sedekat itu, robot NASA tersebut harus melakukan putaran beruntun melewati Venus, dan pendekatan terdekat diperkirakan pada 11 Juli.

Selama pergerakan itu, robot antariksa itu sekaligus akan mempelajari Venus, termasuk menangkap terjadinya fenomena gerhana matahari selama 11 menit, menurut NASA.

Diharapkan hasil pengamatan ini bisa dikirim ke pusat NASA antara akhir Juni sampai pertengahan Agustus 2020, dan datanya diprediksi akan dirilis ke publik pada November 2020. (jps/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER