Indonesia bakal kembali membeli sejumlah pesawat buatan luar negeri. Selain untuk merespons situasi global, pembelian pesawat itu sebagai bentuk modernisasi alat utama sistem pertahanan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, ada sejumlah jenis pesawat yang akan dibeli, mulai dari pesawat jet tempur hingga pesawat pengangkut personel.
Indonesia diketahui berencana membeli delapan unit pesawat MV-22 Block C Osprey buatan Amerika Serikat. Pesawat itu merupakan hasil pengembangan Boeing dengan Bell Helicopter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbeda dengan pesawat pada umumnya, MV-22 Block C Osprey mampu lepas landas dan mendarat secara vertikal seperti helikopter karena menggunakan teknologi tilrotor. Selain itu, pesawat tersebut memiliki kemampuan short takeoff and landing (STOL).
Pesawat mampu mengangkut 24 orang dengan kecepatan dua kali lebih cepat dan lima kali lebih jauh dari helikopter biasa.
Pemerintah Rusia sempat mengabarkan Indonesia mendapat ancaman dari AS karena berencana membeli 11 pesawat jet tempur Sukhoi Su-35. Namun, Rusia mengklaim hal itu tidak akan menghalangi rencana pembelian.
Su-35 atau yang dikenal dengan sebutan Flanker E adalah pesawat tempur yang mampu terbang dengan kecepatan maksimum 2.390 km / jam atau Mach 2,25 berkat dukungan mesin 2 × Saturn AL-41F1S after burning turbofan.
Pesawat itu juga dilengkapi dengan sejumlah persenjataan canggih, misalnya rudal udara ke udara, udara ke darat, dan anti kapal. Pesawat itu juga dipersenjatai dengan serangkaian bom berpemandu dan roket.
Senapan Gryazev-Shipunov 30mm GSh-30-1 dipasang di root sayap kanan dengan 150 butir amunisi.
Pemerintah Indonesia, lewat Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dilaporkan tertarik membeli 48 jet tempur Dassault Rafale dari Perancis. Pesawat itu dirancang sebagai pesawat tempur yang berpangkalan di daratan maupun kapal induk.
Rafale disebut bisa bermanuver hingga 11 G dalam keadaan darurat, dengan laju kecepatan pendaratan hingga 115 knot. Rafale juga dilengkapi sistem bantuan-pertahanan terintegrasi bernama SPECTRA, yang bisa melindungi pesawat dari serangan udara maupun darat.
Dari segi persenjataan, pesawat itu dilengkapi dengan rudal udara ke udara ASRAAM dan AMRAAM; misil udara ke darat Apache, AS30L, ALARM, HARM, Maverick, dan PGM100; serta misil anti-kapal Penguin 3 dan Harpoon.
Untuk misi strategis, Rafale dapat menggunakan senjata nuklir. Rafale memiliki pod senapan kembar dan meriam Nexter (sebelumnya Giat) 30mm DEFA 791B, yang dapat menembakkan 2.500 peluru per menit. Rafale juga dilengkapi dengan pod penunjukan laser untuk panduan laser dari rudal udara-ke-darat.
Wakil Menteri Pertahanan Wahyu Sakti Trenggono menyampaikan Kemenhan berencana untuk membeli jet tempur F-35 buatan AS. Rencana itu buntut dari alotnya pembelian Sukhoi Su-35.
F-35 adalah pesawat multi peran generasi ke-5 buatan Lockheed Martin. Pesawat itu dilengkapi oleh rudal udara-ke-udara AIM-120C; rudal udara-ke-udara jaka pendek IM-9X "Sidewinder"; bom berpemandu GBU-31 Joint Direct Attack Munitions (JDAM); Laser-Guided bom; dan kanon internal 25 mm GAU-22/A.