Permintaan konsumen akan barang digital tablet terus mengalami peningkatan di tengah pandemi virus corona SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19.
Menurut sebuah laporan dari Lembaga Riset Pasar, Canalys, fenomena ini terjadi seiring dengan kebijakan Pemerintah untuk mempekerjakan karyawannya dari rumah atau work from home (WFH).
Selain itu, pergeseran menuju dunia digital, juga menyebabkan pengajaran daring menjadi salah satu tren di tengah pandemi. Imbasnya, banyak siswa hingga pekerja berbondong-bondong mencari gadget yang efektif dan ringan dibawa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pandemi virus corona telah meningkatkan persaingan untuk akses internet secara komunal, antara anggota rumah tangga yang terpaksa tinggal di dalam rumah," kata analis Canalys Ishan Dutt, dilansir dari CNET, Selasa (4/8)
Dutt mengungkapkan, pengiriman tablet terutama pada lima merek teratas, terus melonjak terutama pada kuartal kedua tahun ini. Detailnya, pengiriman tablet jauh lebih tinggi hingga 26 persen, jika dibandingkan pada periode bulan yang sama pada tahun 2019.
Selanjutnya, dalam persaingan merek, Apple masih menduduki posisi pertama. Apple telah berhasil mengirimkan 14 juta iPad dari April hingga Juni 2020. Sementara pesaing yang lain, seperti Samsung, Amazon, Huawei dan Lenovo, mereka juga mengalami peningkatan permintaan tablet dari tahun ke tahun.
"Tablet membantu keluarga mengatasi masalah pekerjaan, dengan memungkinkan setiap anggota keluarga memiliki perangkat mereka sendiri-sendiri. Lagi pula, Tablet lebih murah daripada PC dan notebook," lanjutnya.
Namun, hal berbeda terjadi pada penjualan smartphone pada kuartal pertama tahun ini.
Sebelumnya diberitakan, berdasarkan riset dari Gartner Inc asal Amerika Serikat, penjualan smartphone turun 20,5 persen selama pandemi virus corona.
Menurut Gartner, penurunan terjadi akibat meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan kebijakan lockdown yang dikeluarkan sejumlah negara pada bulan Maret.
Faktor lainnya seperti penutupan pabrik smartphone yang banyak ditempatkan di China, yang notabenenya merupakan pusat episentrum covid-19.
(khr/eks)