Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengakui Indonesia terlambat dalam mengembangkan vaksin virus corona (Covid-19).
Hal ini terlihat dari negara lainnya seperti China, yang mulai mengembangkan vaksin pada Januari lalu, atau sebelum virus ini dikategorikan sebagai pandemi.
"Harus diakui bahwa kita start-nya empat bulan terlambat dari negara yang lain," kata Amin dalam diskusi daring Polemik MNC Trijaya Network, Sabtu (15/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyatakan, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan baru pada Maret lalu membentuk Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 untuk mengembangkan vaksin corona.
Namun, ia mengaku Eijkman telah berdiskusi soal pengembangan vaksin lokal bersama PT Bio Farma sejak Januari lalu.
"Kami baru diberi perintah Maret, kemudian April praktis kami baru mulai. Ya mudah-mudahan kita bisa mengejar itu," ujarnya.
Saat ini, Eijkman tengah mengembangkan vaksin covid-19 lokal yang dinamai vaksin Merah-Putih. Vaksin ini berbeda dari yang berasal dari perusahaan China, Sinovac, yang saat ini tengah diuji klinis bersama dengan Bio Farma dan Universitas Padjadjaran.
Vaksin Merah Putih telah sampai pada tahap protein rekombinan vaksin. Menurut Amin, proses ini sangat sulit, sebab merupakan pondasi utama membuat vaksin.
Amin juga menjelaskan vaksin harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain dilihat dari sudut imunitas pengguna, yaitu diharapkan hanya sekali suntik dan antibodi bertahan seumur hidup.
"Kita menikmati prosesnya saja, meskipun proses ini sudah banyak diperpendek. Karena kalau kita lihat pengalaman vaksin-vaksin lalu, skala laboratoriumnya ada yang 10 tahun. Kita upayakan secepat mungkin tidak sampai setahun selesai, satu tahun berikutnya uji klinik dan sebagainya," paparnya.
Sementara itu, proses pengembangan vaksin di virus corona buatan Perusahaan China, Sinovac, saat ini telah masuk pada uji klinis tahap ketiga, yaitu diberikan pada masyarakat yang tingkat infeksinya tinggi.
Vaksin akan disuntukkan pada 1.620 relawan yang berdomisili di Bandung dan dengan rentang usia 18-59 tahun. Penyuntikkan perdana vaksin berlangsung pada Selasa (11/8) di hadapan Presiden RI Joko Widodo.
Saat ini, setidaknya terdapat lima titik di Bandung yang telah ditunjuk sebagai lokasi penyuntikan, yaitu di Balai Kesehatan Unpad Dipatiukur, Puskesmas Garuda, Puskesmas Sukapakir, Puskesmas Dago, dan Puskesmas Ciumbuleuit.
Proses uji klinis vaksin Covid-19 tersebut akan berjalan selama enam bulan hingga akhir tahun 2020. Jika telah teruji dan mendapat izin edar, vaksin Sinovac akan diproduksi massal di 2021.
(kha/vws)