Peluang Modifikasi Cuaca Cegah Banjir di Jabodetabek

CNN Indonesia
Kamis, 24 Sep 2020 11:31 WIB
BMKG menyatakan kemungkinan untuk menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) guna mencegah banjir di Jabodetabek.
Memodifikasi cuaca diharapkan mengurangi intensitas hujan di wilayah Jabodetabek. (Foto: CNN Indonesia/ Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Siswanto menyatakan kemungkinan untuk menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) meski belum tentu berhasil mencegah terjadinya banjir di Jabodetabek saat musim hujan.

Menurut Siswanto, TMC masih sulit membuktikan titik pasti terutama di musim hujan.

"Baik yang digunakan untuk mengurangi maupun menambah hujan, secara evaluatif masih sangat susah menghitung keberhasilan suatu TMC," ujar Siswanto kepada CNNIndonesia.com, Rabu (23/9) malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siswanto menuturkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi adalah pihak yang berwenang untuk melakukan modifikasi cuaca. Sedangkan BMKG memberikan dukungan ketika operasi modifikasi cuaca berlangsung.

Secara teori, modifikasi dengan menciptakan hujan buatan dapat membuat awan tidak berkembang menjadi awan super sel atau multisel. Namun, dia berkata hal itu belum tentu efektif mencegah hujan alami dengan intensitas tinggi yang kemudian membuat Jakarta dan sekitarnya banjir.

Dalam laman resmi, BPPT menyampaikan TMC dilakukan dengan meniru proses yang terjadi di dalam awan. Sejumlah partikel higroskopik yang dibawa dengan pesawat sengaja ditambahkan langsung ke dalam awan agar proses pengumpulan butiran tetes air di dalam awan segera dimulai.

Pelepasannya bisa dilakukan di bawah dasar awan atau dilepas langsung ke dalam awan. Dengan berlangsungnya pembesaran tetes secara lebih awal maka hujan juga turun lebih cepat dari awan dan proses yang terjadi lebih efektif.

TMC untuk mengurangi intensitas curah hujan (rain reduction) dilakukan menggunakan pendekatan dua metode, yaitu metode mekanisme persaingan (competition mechanism) dan metode mekanisme proses lompatan (jumping process mechanism).

Dalam kasus mencegah banjir di Jakarta misalnya, jumping process mechanism bertujuan untuk mempercepat proses hujan agar segera terjadi sebelum memasuki wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

Dengan bantuan radar, awan-awan yang terpantau banyak membawa uap air dari laut dan bergerak menuju wilayah DKI Jakarta serta dinilai berpotensi menjadi hujan di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya terlebih dahulu dicegat.

Dengan menggunakan pesawat, awan-awan tersebut disemai di wilayah perairan Laut Jawa dengan harapan mampu mengurangi suplai massa udara basah yang pada akhirnya dapat mengurangi peluang kejadian hujan di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

Sedangkan competition mechanism diterapkan untuk aktivitas penyemaian awan yang dilakukan di darat dengan system Ground Based Generator yang terpasang sebanyak 25 unit di sekitar wilayah DKI Jakarta, memanjang mulai dari hulu di daerah puncak Bogor hingga hilir di daerah Pantai Teluk Jakarta.

Tujuan metode itu adalah mengganggu proses fisika di dalam awan bagi awan-awan konvektif yang tumbuh di atas wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, sehingga hujan yang terjadi dapat dipersingkat durasinya dan dikurangi intensitasnya.

(jps/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER