Tentara Armenia menggunakan rudal buatan Rusia, Iskander dalam konflik dengan Azerbaijan. Konflik antara Armenia dan Azerbaijan memanas setelah pertempuran di wilayah sengketa Nargono-Karabakh pada Senin (28/9).
CNNIndonesia.com merangkum beberapa fakta peluru kendali buatan Rusia yang jadi andalan Armenia melawan Azerbaijan.
Varian Iskander-E memiliki jangkauan 280 km dan kapasitas hulu ledak 480 kg. Rudal mampu membawa hulu ledak hingga 700 kilogram dengan menggunakan kendaraan maneuverable re-entry vehicle (MaRV).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hulu ledak konvensional yang dapat dilengkapi oleh Iskander termasuk hulu ledak cluster, bahan peledak bahan bakar udara, penghancur bunker, dan hulu ledak electromagnetic pulse (EMP).
Rudal Iskander memiliki dua varian, yaitu Iskander-M dan Iskander-E. Rudal Iskander-E tidak digunakan oleh Rusia, namun diekspor ke luar negeri.
Iskander-M dioperasikan oleh Angkatan Darat Rusia sejak tahun 2006. Rudal memiliki jangkauan 400 hingga 500 kilometer dan memiliki sistem panduan serta optik.
Pada 2016, Armenia menjadi pembeli pertama Iskander-E dan memamerkannya pada akhir tahun itu. Aljazair kemudian membeli 4 resimen Iskander-E, dengan total 48 TEL dan 120 kendaraan pendukung
Rudal itu pertama kali diuji tempur pada tahun 2008 selama Perang Rusia-Georgia. Saat itu beberapa Iskander dilengkapi secara konvensional digunakan oleh Angkatan Darat Rusia untuk menyerang sasaran di Gori, Georgia.
Lihat juga:Jejak Konflik Panjang Armenia-Azerbaijan |
Iskander telah menjadi senjata pilihan Moskow saat membuat ancaman di seluruh Eropa. Pada tahun 2012, Penjabat Menteri Pertahanan Anatoly Serdyukov memperingatkan bahwa Iskander dapat digunakan untuk menargetkan sistem pertahanan rudal di Eropa.
Termasuk ancaman untuk menyebarkan beberapa rudal ke Kaliningrad yang berbatasan dengan anggota NATO Baltik, Polandia dan Lituania.
Konflik antara Armenia dan Azerbaijan yang terjadi di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh pada Senin (28/9) dini hari sejauh ini menewaskan puluhan tentara dan warga sipil, serta ratusan lainnya luka-luka.
Hingga saat ini belum diketahui motif yang memicu pertempuran antara kedua negara. Namun konflik kali ini disebut sebagai bentrokan terbesar yang pernah terjadi sejak 2016.
Berdasarkan catatan otoritas Nagorno-Karabakh, penembakan tepatnya terjadi di ibu kota wilayah Stepanakert dan kota Martakert dan Martuni.
![]() |
Melansir CNN, Armenia mengatakan pihaknya menanggapi serangan rudal yang diluncurkan Azerbaijan pada Minggu (27/9). Sementara Azerbaijan menyalahkan Armenia atas bentrokan tersebut.
Menanggapi dugaan penembakan proyektil oleh Azerbaijan, Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan menulis di Twitter-nya bahwa negaranya telah "menembak jatuh dua helikopter dan tiga UAV, (juga) menghancurkan tiga tank".
Sebagai akibat dari ketegangan yang meningkat, pemerintah Armenia memutuskan memberlakukan darurat militer dan memerintahkan "mobilisasi umum".
Keputusan serupa turut diambil Azerbaijan.
Parlemen memutuskan memberlakukan darurat militer, yang efektif mulai tengah malam dan Presiden Ilham Aliyev menyetujui keputusan itu.